Senin, 14 April 2008

Terapi Penyakit Cinta



Penyakit mabuk cinta (al isyq) akan

menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahabbah (cinta) kepada Allah,

selalu berpaling dari-Nya dan dipenuhi kecintaan kepada selain-Nya. Hati yang

penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengan-Nya pasti akan kebal terhadap

serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf

'alaihissalam,''Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan

perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan

wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar

Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf pun

termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih...(QS Yusuf : 24).Nyatalah

bahwa ikhlas merupakkan imunisasi manjur yang dapat menolak virus ini dengan

berbagai dampak negatifnya, berupa perbuatan jelek dan keji. Artinya,

memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus dengan menjauhkan berbagai sarana

yang menjurus ke arah itu. Berkata ulama salaf, ''Penyakit cinta

adalah getaran hati yang kosong dari segala sesuatu selain apa yang yang dicinta

dan dipujanya. Allah berfirman mengenai ibu Nabi Musa

alaihissalam,''Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya

hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan

hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (QS

Al Qashash : 10).Yakni kosong dari segala sesuatu, kecuali Musa;

karena sangat cintanya kepada Musa dan bergantungnya hatinya kepada

Musa.Bagaimana Virus Ini Bisa Berjangkit?Penyakit al isyq

terjadi karena dua sebab. Pertama, karena menganggap indah apa-apa yang

dicintainya. Kedua, perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika

salah satu dari dua faktor ini tak ada, niscaya virus tidak akan berjangkit.

Walaupun penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar

berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum

mengena.Makhluk Diciptakan Saling Mencari yang Sesuai

DengannyaBerkata Ibnu Al Qayyim, ketetapan Allah dengan hikmahNya

menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya.

Secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, dan sebaliknya akan menjauh dari

yang berbeda dengannya.Rahasia adanya pencampuran dan kesesuaian di alam

ruh, menyebabkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya perbedaan

di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian. Dengan cara

inilah tegaknya urusan manusia. Allah berfirman,

''Dialah Yang menciptakan kamu dari

diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang

kepadanya. (QS Al A'raf : 189).Dalam

ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tenteram dan senang seorang lelaki dan

bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan

rupa. Tidak pula kerana adanya kesamaan dalam tujuan dan keinginan, ataupun

kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk. Pun demikian tidak dipungkiri,

bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya

cinta.Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadits,

''Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling

mengenal sebelumnya akan bersatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.''

(HR. Bukhori dan Muslim)Dalam Musnad

Imam Ahmad diceritakan, bahwa asbabul wurud hadits ini yaitu ketika seorang

wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah,

ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya.

Yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah Nabi mengucapkan hadits

ini.Karena itulah syariat Allah menghukumi sesuatu sesuai jenisnya.

Mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan yang berbeda atau

mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang berpendapat lain, maka

jelaslah minimnya ilmu pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami

kaidah persamaan dan sebaliknya.Penerapan kaedah ini tidak saja berlaku

di dunia. Lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat. Allah

berfirman,''(kepada malaikat diperintahkan), 'Kumpulkanlah orang-orang

yang dhalim bersama teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu

mereka sembah'.'' (QS Ash Shaffat : 22).Umar Ibnu Khattab dan

setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran 'azwajahum' yakni yang

sesuai dan mirip dengannya.Allah juga berfirman,''dan apabila jiwa

http://www.jilbab.or.id - Jilbab Online - Portal Muslimah Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 12 September, 2005, 03:54
(ruh-ruh) dipertemukan. (QS At Takwir : 7).Yakni setiap orang akan

digiring beserta dengan orang-orang yang sama perilakunya. Allah akan menggiring

sesama orang-orang yang saling mencintai karenaNya ke dalam surga, dan

orang-orang yang saling berkasih-kasihan di atas jalan syetan digiring ke neraka

jahim. Mau tidak mau, maka setiap orang akan digiring dengan siapa yang

dicintainya. Di dalam Mustadrak Al Isyq Hakim disebutkan, bahwa Nabi shalallahu

alaihi wa salam bersabda,''Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, kecuali

akan digiring bersama mereka kelak''. (HR Ahmad) Cinta Dan

Jenis-JenisnyaCinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan.

Yang tertinggi dan paling mulia ialah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena

Allah dan didalam agama Allah). Yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa

yang dicintai Allah, dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RosulNya.

Cinta berikutnya adalah cinta yang karena adanya kesamaan dalam cara hidup,

agama, madzhab, ideologi, hubungan kekeluargaan, profesi dan kesamaan dalam

hal-hal lainnya.Diantara jenis cinta lainnya, yakni cinta yang motifnya

karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik karena kedudukan,

harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang didasari

hal-hal seperti tadi - yaitu al mahabbah al 'ardiyah - akan hilang

bersama hilangnya apa yang ingin didapatkan dari orang yang dicintainya.

Yakinlah, bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu, akan meninggalkanmu

ketika telah mendapatkan apa yang diinginkan darimu.Adapun cinta

lainnya, yaitu cinta karena adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang menyinta

dan yang dicinta. Mahabbah al isyq termasuk cinta jenis ini. Tidak akan

sirna kecuali jika ada sesuatu yang menghilangkannya. Cinta jenis ini, yaitu

berpadunya ruh dan jiwa. Oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu

besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran

kecuali pada cinta jenis ini.Timbul pertanyaan, bahwa cinta ini

merupakan bertemunya ikatan batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang

bertepuk sebelah tangan? Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari

orang yang sedang kasmaran saja? Jika cinta ini perpaduan antara jiwa dan ruh,

maka tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak dan bukan sepihak

saja?Jawabnya ialah, bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan

kurangnya syarat tertentu. Atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasikan

cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga faktor. Pertama, bahwa cinta ini

sebatas cinta karena adanya kepentingan. Oleh karena itu tidak mesti keduanya

saling mencintai. Terkadang yang dicintai justru lari darinya. Kedua, adanya

penghalang sehingga seseorang tidak dapat mencintai orang yang dicintainya, baik

karena adanya cela dalam akhlak, bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga,

adanya penghalang dari pihak orang yang dicintai.Jika penghalang ini

dapat disingkirkan, maka akan terjalin benang-benang cinta antara keduanya.

Kalau bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari

orang-orang kafir, niscaya para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling

mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan

harta.Terapi Penyakit Al-IsyqSebagai salah

satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi

tertentu. Diantara terapi tersebut ialah sebagai berikut.Jika terdapat

peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang

dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi

yang paling utama. Sebagaimana terdapat dalam shahihain dari riwayat Ibnu Mas'ud

radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam

bersabda,

''Hai

sekalian pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka hendaklah dia

menikah. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Karena puasa

dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan

zina).Hadits ini memberikan dua

solusi, utama dan pengganti. Solusi utama dalah menikah. Jika solusi ini dapat

dilakukan, maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwayatkan dari

Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,''Aku

tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur

pernikahan.''Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita,

baik yang merdeka ataupun budak dalam firman-Nya,''Allah hendak

memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. An

Nisa: 28).Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikan

terhadap hamba-Nya. Dan Allah mengetahui kelemahan manusia dalam menahan

http://www.jilbab.or.id - Jilbab Online - Portal Muslimah Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 12 September, 2005, 03:54
syahwatnya, sehingga memperbolehkan para wanita yang baik-baik dua, tiga,

ataupun empat. Sebagaimana Allah memperbolehkan mendatangi budak-budak wanita

mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak

wanita jika mereka membutuhkannya sebagai peredam syahwat. Demikianlah

keringanan dan rahmat-Nya terhadap makhluk yang lemah ini.Jika terapi

pertama tidak dapat dilakukan akibat tertutupnya peluang menuju orang yang

dikasihinya karena ketentuan syar'i dan takdir, maka penyakit ini bisa semakin

ganas. Adapun terapinya harus dengan meyakinkan pada dirinya, bahwa apa-apa yang

diimpikannya mustahil terjadi. Lebih baik baginya untuk segera melupakannya.

Jiwa yang telah memutus harapan untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang

dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, dapat mempengaruhi

keadaan jiwanya hingga semakin menyimpang jauh.Dalam kondisi seperti ini

wajib baginya untuk mencari terapi lain. Yaitu dengan mengajak akalnya berfikir,

bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dijangkaunya itu

ibarat perbuatan gila. Ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang

akan menganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak

waras?Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya

terhalang karena larangan syariat, maka terapinya yaitu dengan menganggap bahwa

yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan yaitu

dengan menjauhkan dirinya dari orang yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa

pintu ke arah yang diinginkannya tertutup, dan mustahil tercapai.Jika

ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada kemungkaran masih tetap

menuntut, handaklah dia mau meninggalkannya karena dua

hal.Pertama, karena takut (kepada Allah). Yaitu dengan

menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat,

lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika menimbang-nimbang antara

mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk

dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, tentu akan memilih

yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan kenikmatan abadi

yang tidak terlintas dalam pikiranmu dan menggantikannya dengan kenikmatan

sesaat yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang

bermimpi indah, ataupun berkhayal terbang melayang jauh, maka ketika tersadar

ternyata hanyalah mimpi dan khayalan. Akhirnya sirnalah segala keindahan semu.

Yang tertinggal hanyalah keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan

menunggu.Kedua, keyakinan bahwa resiko yang sangat menyakitkan

akan ditemuinya jika gagal melupakan yang dikasihinya. Dia akan mengalami dua

hal yang menyakitkan sekaligus. Yaitu gagal mendapatkan kekasih yang

diinginkannya, serta bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan

menimpanya. Jika yakin bakal mendapatkan dua hal menyakitkan ini, niscaya

akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang dicinta. Dia akan

berpikir, bahwa sabar menahan diri itu lebih baik. Akal, agama, harga diri dan

kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar, demi mendapatkan

kebahagiaan abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu, kedhalimannya akan

memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang dikasihinya. Sungguh, orang

yang terhindar ialah orang-orang yang dipelihara oleh Allah.Jika hawa

nafsunya masih tetap ngotot dan tidak menerima terapi tadi, maka hendaklah

berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera,

dan kemaslahatan yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsu dapat

menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang bakal diterimanya. Lebih

parah lagi, dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk

mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilan dan

kemaslahatannya.Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah

dia selalu mengingat sisi-sisi keburukan kekasihnya dan hal-hal yang dapat

membuatnya menjauh darinya. Jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada pada

kekasihnya, niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan daripada keindahannya.

Hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang berada di sekeliling

kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang belum diketahuinya. Sebab,

sebagaimana kecantikan sebagai faktor pendorong seseorang untuk mencintai

kekasihnya, maka demikian pula kejelekan merupakan pendorong kuat agar dapat

membenci dan menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan dua sisi ini dan

memilih yang terbaik baginya. Jangan terpedaya karena kecantikan kulit, dan

membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak atau kusta. Tetapi

hendaklah dia memalingkan pandangannya kepada kejelekan sikap dan perilakunya.

Hendaklah dia mentutup matanya dair kencantikan fisik dan melihat kepada

kejelekan yang diceritakan mengenai hatinya.Jika terapi ini masih saja

http://www.jilbab.or.id - Jilbab Online - Portal Muslimah Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 12 September, 2005, 03:54
tidak mempan baginya, maka terapi terakhir yaitu mengadu dan memohon dengan

jujur kepada Allah penolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon

kepada-Nya. Hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaran-Nya

sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jiak dia dapat melaksanakan

terapi akhir ini, maka sesungguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan

Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan

perasaannya. Jangan menjelek-jelekkan kekasihnya dan mempermalukannya di hadapan

manusia ataupun menyakitinya. Sebab hal tersebut merupakan kedzaliman dan

melampaui batas.Penutup

Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun

ibarat kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum terkena

virus ini, maka lebih baik menghindar. Bagaimana cara mengindarinya? Tidak lain,

yaitu dengan tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Semoga pembahasan ini

bermanfaat.Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun VI/1423 H/2002 M

(dari tulisan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab beliau Zadul Ma'ad Fi

Hadyi Khairi Ibad)
http://www.jilbab.or.id - Jilbab Online - Portal Muslimah Indonesia Powered by Mambo Open Source Generated: 12 September, 2005, 03:54

TERAPI PENYAKIT MABUK ASMARA

Walaupun efek yang ditimbulkan penyakit al-'isyq sangat hebat dan sulit melepaskan diri dari jeratannya namun bukanlah suatu hal yang mustahil apabila penderitanya bisa sembuh dan selamat dari penyakit ini. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya obat itu mujarab bagi orang yang menerimanya. Adapun orang yang yang mencampuradukkannya niscaya obat itu tidak berguna baginya. " Maka orang yang benar-benar ingin sembuh, dia harus berupaya berobat. Namun jika tidak, niscaya penyakit akan tetap bercokol bahkan bisa jadi bertambah parah.

Berikut ini beberapa terapi yang dapat menyembuhkan dari mabuk asmara:

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyakit al-'isyq be

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyakinar-benar ikhlas dan menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan tulus, niscaya Allah akan menolongnya dengan cara yang tiada pernah terlintas di hatinya. Dia akan menyingkirkan segala penghalang menuju jalan taubat.

Berdo'a. Merendahkan diri kepada Allah, secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada-Nya dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.

Menahan pandangan. Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat dan keinginannya

Banyak berpikir dan berdzikir. Hendaklah setiap orang senantiasa ingat bahwa seluruh perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban. Seharusnya ia berpikir bahwa perbincangan dengan kekasihnya akan ditanyakan nanti di hari kiamat. Hendaklah dia berpikir betapa malu dirinya kelak ketika Allah mencela perbuatannya.

Menjauh dari orang yang dicintainya, sebab memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang dicintai dalam hatinya. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan beberapa saat walaupun sulit pada awalnya. Seiring dengan waktu, seluruh masalah akan menjadi mudah.

TERAPI PENYAKIT MABUK ASMARA PDF Print E-mail

Contributed by ummu faaizah

Saturday, 23 April 2005

Walaupun efek yang ditimbulkan penyakit al-'isyq sangat hebat dan sulit melepaskan diri dari jeratannya namun bukanlah suatu hal yang mustahil apabila penderitanya bisa sembuh dan selamat dari penyakit ini. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya obat itu mujarab bagi orang yang menerimanya. Adapun orang yang yang mencampuradukkannya niscaya obat itu tidak berguna baginya. " Maka orang yang benar-benar ingin sembuh, dia harus berupaya berobat. Namun jika tidak, niscaya penyakit akan tetap bercokol bahkan bisa jadi bertambah parah.

Berikut ini beberapa terapi yang dapat menyembuhkan dari mabuk asmara:

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyakit al-'isyq benar-benar ikhlas dan menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan tulus, niscaya Allah akan menolongnya dengan cara yang tiada pernah terlintas di hatinya. Dia akan menyingkirkan segala penghalang menuju jalan taubat.

Berdo'a. Merendahkan diri kepada Allah, secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada-Nya dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.

Menahan pandangan. Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat dan keinginannya

Banyak berpikir dan berdzikir. Hendaklah setiap orang senantiasa ingat bahwa seluruh perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban. Seharusnya ia berpikir bahwa perbincangan dengan kekasihnya akan ditanyakan nanti di hari kiamat. Hendaklah dia berpikir betapa malu dirinya kelak ketika Allah mencela perbuatannya.

Menjauh dari orang yang dicintainya, sebab memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang dicintai dalam hatinya. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan beberapa saat walaupun sulit pada awalnya. Seiring dengan waktu, seluruh masalah akan menjadi mudah.

Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Sebab, mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Tetapi ketika ia sibuk dengan hal-hal lain maka cintanya akan memudar, rindunya akan hilang dan akhirnya ia dapat melupakannya.

Menikah, sebab pernikahan itu mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi solusi. Jika orang yang dicintainya adalah wanita yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikahinya. Jika sulit menikahinya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya. Jika ia tak bisa menikahinya karena sebab-sebab tertentu, maka hendaklah ia bersabar dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar.

Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berpikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya.

Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang shalih.

Memangkas habis ambisi dengan membuang rasa putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu.

Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir dan bathin.

Menjaga kharisma agar tidak jatuh kepada kedudukan yang hina dina, tidak jatuh dalam perbuatan yang tercela dan segala bentuk yang dapat menghalangi keutamaan. Orang-orang yang memiliki harga diri tidak pernah mau terikat menjadi budak sesuatu. Lihat saja, betapa hawa nafsu menyebabkan orang-orang mulia menjadi hina.

Menjaga kemuliaan diri, kesucian dan menjaga kehormatannya. Hal ini akan membuat seseorang jauh dari perkara yang akan meruntuhkan harga dirinya ataupun yang akan menjatuhkan martabatnya.

Membayangkan cela yang terdapat pada diri orang yang dicintainya. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya manusia penuh dengan najis dan kotoran. Dan orang yang dimabuk cinta melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Karena cinta, ia tidak dapat melihat aib kekasihnya. Sebab hakikat segala sesuatu dapat disingkap dengan timbangan yang adil. Sementara yang menjadi penguasa atas dirinya adalah hawa nafsu yang zhalim. Itu akan menutupi seluruh cela hingga akhirnya orang yang dilanda cinta melihat kekasihnya yang jelek menjadi jelita. "

Memikirkan akan ditinggal pergi orang yang dicintainya, baik ditinggal mati atau ditinggal pergi tanpa keinginannya atau ditinggal karena sudah bosan. http://jilbab.or.id/index.php

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyaki?option=content&task=view&id=461&Itemid=51

Memikirkan akibat perbuatannya. Orang yang berakal adalah orang yang dapat menimbang apakah cintanya itu akan melahirkan kenikmatan ataukah kesengsaraan.

Hendaknya orang yang ditimpa ujian seperti ini mengetahui bahwa ujian hidup merupakan sebab munculnya nilai keutamaan seseorang. Jika dia bersabar maka akan tampaklah keutamaannya, sempurnalah kemuliaannya dan derajatnya akan meningkat kepada level yang lebih tinggi.

Memikirkan betapa banyak hal-hal yang bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini. Orang-orang yang mulia lebih mengutamakan santapan akalnya, walaupun tabi'atnya berusaha menggiringnya kepada syahwat jasmani.

Melihat konsisi para pemabuk cinta. Bagaimana derita yang mereka tanggung. Bagaimana hidup mereka yang dikucilkan oleh masyarakat. Betapa berantakan segala urusan dunia dan akhirat mereka. Bandingkanlah orang-orang yang menghabiskan hidup untuk cinta buta dengan orang-orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur dan keinginan yang kuat.

Demikanlah di antaranya obat-obat yang dapat menangkal dan menyembuhkan penyakit mabuk asmara. Seperti yang telah disebutkan di atas, semua obat ini tidak akan manjur bila yang melakukannya tidak berusaha dengan sungguh-sungguh ingin sembuh dari penyakitnya. Kita bermohon kepada Allah agar menjauhkan kita dari jalan-jalan kehancuran dan membimbing kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam

*Diringkas dari kitab Al-'isyq, Bila Hati Dimabuk Cinta karya Muhammad Ibrahim Al-Hamd, penerbit Pustaka At Tibyan Solo

Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Sebab, mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Tetapi ketika ia sibuk dengan hal-hal lain maka cintanya akan memudar, rindunya akan hilang dan akhirnya ia dapat melupakannya.

Menikah, sebab pernikahan itu mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi solusi. Jika orang yang dicintainya adalah wanita yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikahinya. Jika sulit menikahinya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya. Jika ia tak bisa menikahinya karena sebab-sebab tertentu, maka hendaklah ia bersabar dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar.

Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berpikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya.

Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang shalih.

Memangkas habis ambisi dengan membuang rasa putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu.

Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjagaTERAPI PENYAKIT MABUK ASMARA PDF Print E-mail

Contributed by ummu faaizah

Saturday, 23 April 2005

Walaupun efek yang ditimbulkan penyakit al-'isyq sangat hebat dan sulit melepaskan diri dari jeratannya namun bukanlah suatu hal yang mustahil apabila penderitanya bisa sembuh dan selamat dari penyakit ini. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya obat itu mujarab bagi orang yang menerimanya. Adapun orang yang yang mencampuradukkannya niscaya obat itu tidak berguna baginya. " Maka orang yang benar-benar ingin sembuh, dia harus berupaya berobat. Namun jika tidak, niscaya penyakit akan tetap bercokol bahkan bisa jadi bertambah parah.

Berikut ini beberapa terapi yang dapat menyembuhkan dari mabuk asmara:

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyakit al-'isyq benar-benar ikhlas dan menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan tulus, niscaya Allah akan menolongnya dengan cara yang tiada pernah terlintas di hatinya. Dia akan menyingkirkan segala penghalang menuju jalan taubat.

Berdo'a. Merendahkan diri kepada Allah, secara tulus menyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas, dan memohon kepada-Nya dengan segala kerendahan agar disembuhkan dari penyakit.

Menahan pandangan. Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat dan keinginannya

Banyak berpikir dan berdzikir. Hendaklah setiap orang senantiasa ingat bahwa seluruh perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban. Seharusnya ia berpikir bahwa perbincangan dengan kekasihnya akan ditanyakan nanti di hari kiamat. Hendaklah dia berpikir betapa malu dirinya kelak ketika Allah mencela perbuatannya.

Menjauh dari orang yang dicintainya, sebab memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang dicintai dalam hatinya. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan beberapa saat walaupun sulit pada awalnya. Seiring dengan waktu, seluruh masalah akan menjadi mudah.

http://jilbab.or.id/index.php?option=content&task=view&id=461&Itemid=51

Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Sebab, mabuk cinta adalah karena kesibukan hati yang kosong. Hatinya akan dipenuhi bayang-bayang kekasihnya. Tetapi ketika ia sibuk dengan hal-hal lain maka cintanya akan memudar, rindunya akan hilang dan akhirnya ia dapat melupakannya.

Menikah, sebab pernikahan itu mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi solusi. Jika orang yang dicintainya adalah wanita yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikahinya. Jika sulit menikahinya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya. Jika ia tak bisa menikahinya karena sebab-sebab tertentu, maka hendaklah ia bersabar dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar.

Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berpikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya.

Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang shalih.

Memangkas habis ambisi dengan membuang rasa putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu.

Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir dan bathin.

Menjaga kharisma agar tidak jatuh kepada kedudukan yang hina dina, tidak jatuh dalam perbuatan yang tercela dan segala bentuk yang dapat menghalangi keutamaan. Orang-orang yang memiliki harga diri tidak pernah mau terikat menjadi budak sesuatu. Lihat saja, betapa hawa nafsu menyebabkan orang-orang mulia menjadi hina.

Menjaga kemuliaan diri, kesucian dan menjaga kehormatannya. Hal ini akan membuat seseorang jauh dari perkara yang akan meruntuhkan harga dirinya ataupun yang akan menjatuhkan martabatnya.

Membayangkan cela yang terdapat pada diri orang yang dicintainya. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya manusia penuh dengan najis dan kotoran. Dan orang yang dimabuk cinta melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Karena cinta, ia tidak dapat melihat aib kekasihnya. Sebab hakikat segala sesuatu dapat disingkap dengan timbangan yang adil. Sementara yang menjadi penguasa atas dirinya adalah hawa nafsu yang zhalim. Itu akan menutupi seluruh cela hingga akhirnya orang yang dilanda cinta melihat kekasihnya yang jelek menjadi jelita. "

Memikirkan akan ditinggal pergi orang yang dicintainya, baik ditinggal mati atau ditinggal pergi tanpa keinginannya atau ditinggal karena sudah bosan.

Memikirkan akibat perbuatannya. Orang yang berakal adalah orang yang dapat menimbang apakah cintanya itu akan melahirkan kenikmatan ataukah kesengsaraan.

Hendaknya orang yang ditimpa ujian seperti ini mengetahui bahwa ujian hidup merupakan sebab munculnya nilai keutamaan seseorang. Jika dia bersabar maka akan tampaklah keutamaannya, sempurnalah kemuliaannya dan derajatnya akan meningkat kepada level yang lebih tinggi.

Memikirkan betapa banyak hal-hal yang bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini. Orang-orang yang mulia lebih mengutamakan santapan akalnya, walaupun tabi'atnya berusaha menggiringnya kepada syahwat jasmani.

Melihat konsisi para pemabuk cinta. Bagaimana derita yang mereka tanggung. Bagaimana hidup mereka yang dikucilkan oleh masyarakat. Betapa berantakan segala urusan dunia dan akhirat mereka. Bandingkanlah orang-orang yang menghabiskan hidup untuk cinta buta dengan orang-orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur dan keinginan yang kuat.

Demikanlah di antaranya obat-obat yang dapat menangkal dan menyembuhkan penyakit mabuk asmara. Seperti yang telah disebutkan di atas, semua obat ini tidak akan manjur bila yang melakukannya tidak berusaha dengan sungguh-sungguh ingin sembuh dari penyakitnya. Kita bermohon kepada Allah agar menjauhkan kita dari jalan-jalan kehancuran dan membimbing kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam

Ikhlas kepada Allah. Jika seseorang yang terkena penyaki

*Diringkas dari kitab Al-'isyq, Bila Hati Dimabuk Cinta karya Muhammad Ibrahim Al-Hamd, penerbit Pustaka At Tibyan Solo kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir dan bathin.

Menjaga kharisma agar tidak jatuh kepada kedudukan yang hina dina, tidak jatuh dalam perbuatan yang tercela dan segala bentuk yang dapat menghalangi keutamaan. Orang-orang yang memiliki harga diri tidak pernah mau terikat menjadi budak sesuatu. Lihat saja, betapa hawa nafsu menyebabkan orang-orang mulia menjadi hina.

Menjaga kemuliaan diri, kesucian dan menjaga kehormatannya. Hal ini akan membuat seseorang jauh dari perkara yang akan meruntuhkan harga dirinya ataupun yang akan menjatuhkan martabatnya.

Membayangkan cela yang terdapat pada diri orang yang dicintainya. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya manusia penuh dengan najis dan kotoran. Dan orang yang dimabuk cinta melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Karena cinta, ia tidak dapat melihat aib kekasihnya. Sebab hakikat segala sesuatu dapat disingkap dengan timbangan yang adil. Sementara yang menjadi penguasa atas dirinya adalah hawa nafsu yang zhalim. Itu akan menutupi seluruh cela hingga akhirnya orang yang dilanda cinta melihat kekasihnya yang jelek menjadi jelita. "

Memikirkan akan ditinggal pergi orang yang dicintainya, baik ditinggal mati atau ditinggal pergi tanpa keinginannya atau ditinggal karena sudah bosan.

Memikirkan akibat perbuatannya. Orang yang berakal adalah orang yang dapat menimbang apakah cintanya itu akan melahirkan kenikmatan ataukah kesengsaraan.

Hendaknya orang yang ditimpa ujian seperti ini mengetahui bahwa ujian hidup merupakan sebab munculnya nilai keutamaan seseorang. Jika dia bersabar maka akan tampaklah keutamaannya, sempurnalah kemuliaannya dan derajatnya akan meningkat kepada level yang lebih tinggi.

Memikirkan betapa banyak hal-hal yang bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini. Orang-orang yang mulia lebih mengutamakan santapan akalnya, walaupun tabi'atnya berusaha menggiringnya kepada syahwat jasmani.

Melihat konsisi para pemabuk cinta. Bagaimana derita yang mereka tanggung. Bagaimana hidup mereka yang dikucilkan oleh masyarakat. Betapa berantakan segala urusan dunia dan akhirat mereka. Bandingkanlah orang-orang yang menghabiskan hidup untuk cinta buta dengan orang-orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur dan keinginan yang kuat.

Demikanlah di antaranya obat-obat yang dapat menangkal dan menyembuhkan penyakit mabuk asmara. Seperti yang telah disebutkan di atas, semua obat ini tidak akan manjur bila yang melakukannya tidak berusaha dengan sungguh-sungguh ingin sembuh dari penyakitnya. Kita bermohon kepada Allah agar menjauhkan kita dari jalan-jalan kehancuran dan membimbing kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam

*Diringkas dari kitab Al-'isyq, Bila Hati Dimabuk Cinta karya Muhammad Ibrahim Al-Hamd, penerbit Pustaka At Tibyan Solo

Pedoman Naik/Turun Berat Badan bagi Aktifis


Hudzaifah.org - "Bukan berat badan secara umum yang dinaikkan atau diturunkan. Komposisi otot dan lemak tubuh yang harus lebih dicermati, khususnya bagi mereka para aktifis dengan segudang aktifitas."

Merasa memiliki kendala dengan berat badan? Minder, kurang stamina, atau kendala lain karena kegemukan atau terlalu kurus?

Faktor genetik dan atau keturunan sering menjadi salah satu alasan oleh para ahli dan individu atas masalah berat badan. Menurut hemat Penulis, hal tersebut hanyalah salah satu aspek, dan bukan menjadi pelarian atau alasan demi tercapainya berat tubuh yang proporsional, kalau tidak bisa dibilang sempurna. Kesempurnaan adalah milik Allah. Oleh karena itu, untuk menuju berat badan ideal, haruslah dimulai dengan lebih tawakal kepada Allah, memperbaiki niat, serta berikhtiar dengan pengorbanan.

Mengetahui kesehatan tubuh, dan memeriksakan diri ke dokter, adalah awal yang baik dalam mempersiapkan diri menuju berat badan proporsional. Setiap orang dapat memiliki tingkat kesehatan yang berbeda, baik kesehatan jasadiyah, maupun fikriyah. Semua itu tidak terlepas dari pola hidup yang dijalani selama ini.

Mengetahui Berat Badan

Tubuh ini diciptakan Allah dalam bentuk yang sempurna. Allah SWT telah menciptakan tubuh manusia dari bermacam unsur penyusun sehingga menjadi insan sempurna, terlepas dari ketidak sempurnaan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Secara garis besar, unsur tubuh yang sangat terkait dengan berat badan antara lain adalah otot dan lemak. Kedua unsur tersebut adalah unsur yang sangat mungkin untuk berubah dalam diri manusia, dan dapat dilatih untuk memperoleh berat badan yang diinginkan.

Otot tubuh merupakan penyusun rangka dan pembalut tulang. Otot terdiri dari protein/asam amino, bahkan bisa dikatakan otot adalah protein. Dalam tubuh manusia terdapat berbagai jenis otot, yang terdiri dari tiga jenis yaitu : otot halus (smooth muscle), otot jantung (cardiac muscle), , dan otot rangka (skeletal muscle). Otot halus adalah otot yang bersifat halus dan bergerak secara otomatis sesuai fungsinya, seperti otot selaput telinga, otot usus, dan otot lambung. Otot ini tidak dikomando oleh otak. Otot jantung adalah otot yang menggerakkan detak jantung, dan menyesuaikan dengan irama gerak kita. Otot rangka adalah otot yang membentuk rangka dan memberi bentuk tubuh.

Otot rangka adalah otot yang dapat dilatih untuk meningkatkan performa, stamina, maupun ukuran. Pada akhirnya, otot yang terlatih akan membantu menjaga kesehatan tubuh pada umumnya. Terdapat lebih kurang 400 jenis otot rangka di tubuh manusia, namun secara umum dibagi menjadi antara lain : bahu, dada, perut, lengan, punggung, pinggul, paha, dan betis.

Sementara lemak, merupakan jaringan tubuh, yang dalam jumlah dan komposisi tertentu, akan berfungsi sebagai cadangan nutrisi serta pelindung bagi tubuh. Asupan nutrisi yang berlebih, cenderung akan disimpan sebagai cadangan lemak tubuh. Lemak tubuh terdapat pada banyak bagian tubuh, akan tetapi tidak semua memberikan manfaat. Lemak tubuh yang tersimpan dibawah kulit, pada komposisi yang baik, adalah lemak yang baik dalam diri manusia. Lemak yang berlebihan pada area tubuh seperti perut, dagu, ketiak, lengan atas, dan paha merupakan satu hal yang perlu dicermati. Selain membuat tubuh menjadi gemuk, lemak tersebut akan mengganggu aktifitas dan menurunkan stamina dan kesehatan. Lebih parah lagi, apabila lemak menggumpal pada saluran-saluran tubuh seperti saluran darah dan jantung. Mungkin tidak perlu dijelaskan lagi akan efeknya bagi kesehatan.

Adalah sangat baik, apabila dalam diri seseorang, komposisi otot lebih banyak daripada lemak. Asupan nutrisi, dan olahraga yang baik akan sangat menentukan hal tersebut. Diet yang baik dan ketat perlu menjadi kebiasaan bagi mereka yang terlalu kurus dan terlalu gemuk, bahkan mereka yang memiliki berat badan proporsional. Salah kaprah tentang diet selama ini, telah memposisikan diet sebagai metode bagi orang gemuk saja, padahal diet adalah pengaturan pola makan yang baik. Diet dapat diperuntukkan bagi siapa saja.

Berat badan proporsional secara umum, dapat dihitung dengan menggunakan metode :
Pria : Tinggi - 100
Wanita : 90% x (Tinggi - 100)

Metode di atas hanyalah metode sederhana untuk menentukan berat badan, namun bukan yang paling tepat. Berat badan haruslah proporsional antara massa otot dan lemak. Massa otot harus lebih besar dari massa lemak.

Kelebihan atau kekurangan lebih dari 10% dari hasil perhitungan di atas, harus menjadi suatu perhatian tersendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan stamina pada umumnya.

Pola Hidup Sehat untuk Berat Badan Proporsional

Sebagaimana telah diuraikan dalam tulisan lain, pola hidup sehat menjadi kunci bagi tercapainya berat badan proporsional. Asupan nutrisi yang baik dengan menjaga pola makan, sangat berperan dalam kesehatan dan berat badan itu sendiri. Olahraga teratur, akan membantu tubuh mengelola jasad, baik dengan membakar lemak, atau memproduksi hormon insulin yang membantu penyerapan nutrisi bagi tubuh.

Proporsi nutrisi utama yaitu karbohidrat, protein, dan lemak harus menjadi perhatian dalam memenuhi kebutuhan kalori harian. Karbohidrat sebagai sumber tenaga utama dapat diperoleh antara lain dari beras, umbi-umbian, gandum, buah-buahan, dan sayuran. Protein merupakan penyusun otot, yang dapat diperoleh antara lain dari daging (yang berwarna merah), ayam (bagian dada), ikan, tahu, dan tempe. Lemak baik dapat diperoleh dari kacang-kacangan, minyak goreng (tak jenuh), dan sebagainya. Penjelasan lebih lanjut mengenai nutrisi utama tersebut, akan diuraikan pada tulisan tersendiri.

Selalu perhatikan keseimbangan nutrisi dan jumlah kalori yang masuk ke tubuh, walaupun tidak harus ideal. Saat ini, telah banyak pedoman pengaturan nutrisi yang dapat digunakan sebagai rujukan. Pedoman serupa Insya Allah akan disampaikan pada tulisan lain. Silahkan membaca tulisan tentang pola gaya hidup sehat pada bagian lain situs ini, untuk pengaturan pola makan dan olahraga secara ringkas.

Bagi Mereka yang Terlalu Kurus

Memiliki tubuh yang kurus, selain cenderung memiliki stamina dan kekuatan yang kurang, juga bisa menjadikan tubuh lebih rentan akan penyakit, selain kurang sedap dipandang. Mereka yang memiliki tubuh yang kurus atau tampak kurus, tangan dan kaki terlihat panjang, serta dada dan bahu yang sempit, dikenal dengan tubuh tipe ektomorf. Tipe ektomorf mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi, sehingga sulit untuk menambah massa otot. Diperlukan kesabaran tinggi untuk mendapat hasil.

Lakukan olahraga dasar yang mampu menambah massa otot, seperti push-up, squat/bending, back-up, dsb. Bila mampu, cobalah untuk berlatih beban seperti bench-press, row, shrug, squat, dan deadlift. Lakukan set cukup banyak, dengan jumlah repetisi tiap set antara 6-10. Istirahatlah antar set yang agak panjang sehingga terjadi pemulihan yang baik, sekitar 1-2 menit. Latihan secara teratur dengan tiap jenis latihan dilakukan sepekan sekali.

Contoh :
Senin : Latihan Dada
Rabu : Latihan Punggung
Jumat : Latihan Kaki

Jangan terlalu banyak melakukan olahraga aerobik/kardio karena akan menghambat penambahan massa otot. Olahraga aerobik seperti jogging, lari, sepeda, senam, serta olahraga lain yang membutuhkan oksigen extra. Berjalan atau jogging dengan intensitas rendah selama 10-15 menit tiga kali sepekan sudah cukup.

Perhatikan asupan nutrisi. Kombinasikan karbohidrat dan protein dalam porsi jauh lebih besar daripada lemak, misalnya 40% karbo, 40% protein, 20% lemak. Tambah suplemen dan vitamin bila perlu dan ada kesanggupan. Bagilah porsi makan harian dalam periode 4-6 kali sehari, dalam porsi kecil, sehingga total kalori harian terpenuhi. Hal ini sangat baik karena lambung tidak akan kekurangan nutrisi untuk diserap, dan juga mencegah rasa lapar berlebih.

Banyak dari mereka yang kurang berat badan, merasa dapat menambah berat badan dengan banyak makan dan tidur. Hal tersebut tidak tepat untuk dilakukan. Pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan istirahat cukup adalah kuncinya.

Bagi Mereka yang Terlalu Gemuk

Memiliki tubuh yang gemuk, tidak dapat dikatakan memiliki stamina dan kekuatan yang lebih, bahkan bisa menjadikan tubuh lebih rentan akan penyakit, selain kurang sedap dipandang. Mereka yang memiliki tubuh yang gemuk atau berat badan berlebih, leher pendek, pinggul lebar, serta dada dan bahu yang lebar, dikenal dengan tubuh tipe ektomorf. Tipe ektomorf mempunyai struktur tulang yang besar, dan sulit untuk menghilangkan massa lemak tubuh. Diperlukan disiplin yang tinggi untuk mendapat hasil.

Lakukan olahraga kardio/aerobik sebagai porsi utama, seperti senam PKS, jogging, threadmill, stepper, atau bersepeda. Lakukan dalam porsi besar. Latihan kombinasi dan atau latihan beban dapat dilakukan sebagai penyeimbang pembentukan massa otot.

Salah satu alternatif yang murah meriah adalah jogging. Lakukan jogging setelah sholat subuh, dalam keadaan perut kosong, atau 30 menit setelah bangun tidur malam. Jangan memberikan asupan nutrisi bagi tubuh, kecuali air. Lakukan jogging sebanyak 3 kali sepekan @30-45 menit atau dapat pula dengan 6 kali sepekan @10-15 menit, mana yang mampu dilakukan dan sesuai dengan disiplin waktu yang tersedia. Lakukan jogging dengan intensitas rendah, karena metabolisme tubuh cenderung rendah. Sebagai alternatif, bisa menggunakan threadmill sebagai pengganti atau bersepeda dengan periode sampai dua kali lebih lama.

Buatlah prioritas selama 3-6 bulan untuk menurunkan kadar lemak tubuh, dikombinasikan dengan peningkatan massa otot. Disiplin dalam menurunkan massa lemak sangat diperlukan, karena cenderung akan mengalami kebosanan. Mintalah istri, kerabat, atau rekan untuk mendampingi saat latihan kardio. Nasyid yang bersemangat dapat membantu dalam menjalani aktifitas kardio. Atur irama dan nafas agar mampu menjalankan disiplin latihan dengan baik. Bila mampu, bernasyidlah dengan semangat untuk memberikan sirkulasi udara dan semangat.

Perhatikan asupan nutrisi. Kombinasikan karbohidrat dan protein dalam porsi jauh lebih besar daripada lemak, misalnya 40% karbo, 40% protein, 20% lemak. Tambah suplemen dan vitamin bila perlu dan ada kesanggupan. Bagilah porsi makan harian dalam periode 4-6 kali sehari, dalam porsi kecil, sehingga total kalori harian terpenuhi. Hal ini sangat baik karena lambung tidak akan kekurangan nutrisi untuk diserap, dan juga mencegah rasa lapar berlebih. Perbanyak makanan mengandung serat. Serat akan mengembang di lambung, dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Banyak dari mereka yang kelebihan berat badan, merasa dapat mengurangi berat badan dengan sedikit makan dan diet suatu jenis makanan. Hal tersebut tidak tepat untuk dilakukan. Pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan istirahat cukup adalah kuncinya.

Kesimpulan

Uraian di atas berlaku sejak kita mulai melakukan, sampai Allah menghentikan nafas kita. Penyesuaian latihan dapat dilakukan pada kondisi tertentu, misal saat sakit, bepergian, atau tidak memungkinkan.

Disiplin adalah pokok dari keberhasilan. Niat saja tidak cukup, harus dilanjutkan dengan ikhtiar dan semangat. Disiplin dalam pola makan, disiplin dalam olahraga. Hindari mengkonsumsi makanan diluar pola makan kita, serta hindari makanan tidak sehat. Untuk menambah variasi, dapat dipilih 'hari curang' untuk dapat menyantap makanan kegemaran, tentu tetap dalam batas kewajaran. Hari curang ini dapat dilakukan minimal sepekan sekali. Lebih baik bila sebulan sekali. Dengan terlihatnya hasil latihan, secara otomatis individu akan merasa sungkan untuk merusak pola makan, karena hasil yang telah didapat dengan susah payah.

Jauhi rokok dan asapnya. Hindari narkoba! Olahraga teratur, khususnya latihan beban/anaerobik selain meningkatkan hormon insulin, cenderung pula meningkatkan produksi hormon testosteron yang cenderung meningkatkan birahi. Peningkatan birahi harus diimbangi dengan shaum bagi mereka yang belum menikah. Pada saat shaum, lakukan olahraga sebelum berbuka.

Dalam menyesuaikan berat badan, lakukan penyesuaian pada massa otot dan lemak tubuh. Bagi mereka yang kurus, penambahan massa otot sangat dibutuhkan, sedang pada mereka yang gemuk, pengurangan massa lemak harus dilakukan.

Diet satu jenis makanan saja tidaklah dianjurkan. Beri asupan nutrisi dari berbagai jenis makanan. Bahkan konsumsi hanya buah pun dapat meningkatkan massa lemak, karena dalam lemak terdapat fruktosa, yang bila dikonsumsi berlebih akan disimpan sebagai cadangan lemak.

Terakhir, perbanyaklah wawasan tentang pola hidup sehat. Marilah kita menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari aktifitas kita. Tetaplah menjalankan apa yang selama ini kita lakukan, hanya saja dengan pola yang jauh lebih baik. Berikhtiar dan berdoalah, innalloha ma'ana. [andika]


JANGAN DEKATI ZINA

Bahaya Zina

Melihat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh praktek zina merupakan bahaya yang tergolong besar, dan praktek tersebut juga bertentangan dengan aturan universal yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan nasab keturunan, menjaga kesucian dan kehormatan diri, juga mewaspadai hal-hal yang menimbulkan permusuhan serta perasaan benci di antara manusia disebabkan pengrusakan terhadap kehormatan isteri, putri, saudara perempuan dan ibu mereka. Dan ini jelas akan merusak tatanan kehidupan. Melihat hal itu semua, pantaslah bahaya praktek zina itu -bobotnya- setingkat di bawah praktek pembunuhan. Oleh karena itu, Allah I menggandeng keduanya di dalam Al-Qur'an dan juga Rasulullah dalam keterangan hadits beliau.

Al-Imam Ahmad berkata: "Aku tidak mengetahui sebuah dosa -setelah dosa membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina."

Dan Allah menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat ..." (Al-Furqan: 68-70).

Dalam ayat tersebut, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal shalih. Allah I berfirman:

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra': 32).

Di sini Allah menjelaskan tentang kejinya praktek zina dan kata "fahisyah" maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan dapat diakui kekejiannya oleh setiap orang berakal bahkan oleh sebagian banyak binatang, sebagaimana disebutkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya dari Amr bin Maimun Al-Audi, dia berkata: "Aku pernah melihat -pada masa jahiliyah- seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina. Lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati."()

Kemudian Allah juga memberitahukan bahwa praktek zina adalah seburuk-buruk jalan; karena merupakan jalan kebinasaan, kehancuran dan kehinaan di dunia, siksaan dan azab di akhirat nanti.

Dan karena menikahi mantan isteri-isteri ayah itu termasuk perbuatan yang sangat jelek sekali, Allah I secara khusus memberikan "cela" tambahan bagi praktek menikahi isteri orang tua. Allah berfirman (setelah secara tegas melarang kaum muslimin untuk menikahi isteri-isteri ayah mereka, pent):

"Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)." (An-Nisa': 22).

Allah I juga menggantungkan keberuntungan seorang hamba pada kemampuannya dalam menjaga "kehormatan"nya. Tak ada jalan menuju keberuntungan tanpa menjaga "kehormatan". Allah berfirman:

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang me- nunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al-Mukminun: 1-7).

Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan, yaitu, pertama, bahwa orang yang tidak menjaga kemaluannya, tidak akan termasuk orang yang beruntung, kedua , dia akan termasuk orang yang tercela, dan ketiga, dia termasuk orang yang melampaui batas. Jadi, dia tidak akan mendapat keberuntungan, serta berhak mendapat predikat "melampaui batas' dan jatuh pada tindakan yang membuatnya tercela, padahal beratnya beban dalam menahan syahwat itu, lebih ringan ketimbang menanggung sebagian akibat yang disebutkan tadi.

Selain itu pula, Allah telah menyindir manusia yang selalu berkeluh kesah, tidak sabar dan tidak mampu me- ngendalikan diri saat mendapatkan kebahagiaan, demikian pula kesusahan. Bila mendapat kebahagiaan, dia menjadi kikir, tak mau memberi, dan bila mendapat kesusahan, dia banyak mengeluh. Begitulah sifat umum manusia, kecuali orang-orang yang memang dikecualikan dari hambaNya, yang diantaranya adalah mereka yang disebut di dalam firmanNya :

"Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al-Ma'arij: 29-31).

Oleh karenanya, Allah memerintahkan Rasulullah r untuk memerintahkan orang-orang mukmin agar menjaga pandangan dan kemaluan mereka, juga diberitahukan kepada mereka bahwa Allah selalu menyaksikan amal perbuatan mereka.

"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (Ghafir: 19).

Dan karena ujung pangkal dari perbuatan zina yang keji ini dari pandangan mata, maka Allah lebih mendahulukan perintah untuk memalingkan pandangan mata sebelum perintah untuk menjaga kemaluan, karena banyak musibah besar yang asal muasalnya adalah dari pandangan; seperti kobaran api yang besar asalnya adalah percikan api yang kecil. Mulanya hanya pandangan, kemudian khayalan, kemudian langkah nyata, kemudian terjadilah musibah yang merupakan kesalahan besar(zina).

Oleh karenanya, ada yang mengatakan, bahwa barangsiapa yang bisa menjaga empat hal maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya: Al-Lahazhat (pandangan pertama), Al-Khatharat (pikiran yang melintas di benak), Al-Lafazhat (lidah dan ucapan), Al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).

Dan seyogyanya, seorang hamba Allah itu bersedia untuk menjadi penjaga dirinya dari empat hal di atas dengan ketat, sebab dari situlah musuh akan datang menyerangnya, merasuk ke dalam dirinya dan merusak segala sesuatu.

Empat Pintu Masuk Maksiat Pada Hamba

Sebagian besar maksiat itu terjadi pada seorang hamba melalui empat pintu yang telah kita sebutkan di atas. Sekarang, marilah kita ikuti pembahasan tentang empat pintu tersebut di bawah ini:

Al-Lahazhat (Pandangan Pertama)

Yang satu ini bisa dikatakan sebagai 'provokator' syahwat atau 'utusan' syahwat. Oleh karenanya, menjaga pandangan merupakan pokok dalam usaha menjaga kemaluan. maka barangsiapa yang melepaskan pandangannya tanpa kendali, niscaya dia akan menjerumuskan dirinya sendiri pada jurang kebinasaan.
Rasulullah bersabda:


"Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya."()

Dan di dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan dari Rasulullah :

"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat."() Inilah kurang lebih makna hadits tersebut.

Beliau juga bersabda:

"Palingkanlah pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian."()

Dalam hadits lain beliau bersabda:

"Janganlah kalian duduk-duduk di (tepi-tepi) jalan." Mereka berkata: "Ya Rasulullah, tempat-tempat duduk kami pasti di tepi jalan." Beliau bersabda: "Jika kalian memang harus melakukannya, maka hendaklah memberikan hak jalan itu." Mereka bertanya: "Apa hak jalan itu?" Jawab beliau: "Memalingkan pandangan (dari hal yang dilarang Allah, pent), menyingkirkan gangguan dan menjawab salam."()

Pandangan adalah asal muasal seluruh musibah yang menimpa manusia. Sebab, pandangan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan pikiran, dan pikiran itulah yang melahirkan syahwat, dan dari syahwat itu timbullah keinginan. Kemudian keinginan ini menjadi kuat dan berubah menjadi niat yang bulat. Akhirnya, apa yang tadinya hanya melintas dalam pikiran menjadi kenyataan dan itu pasti akan terjadi selama tidak ada yang menghalanginya. Oleh karenanya, dikatakan oleh sebagian ahli hikmah, bahwa: "Bersabar dalam menahan pandangan mata (bebannya) adalah lebih ringan dibanding harus menanggung beban penderitaan yang ditimbulkannya."

Seorang penyair mengatakan:

- Setiap kejadian musibah(praktek zina) itu bermula dari pandangan, seperti kobaran api berasal dari percikan api yang kecil.
- Betapa banyak pandangan yang berhasil menembus ke dalam hati pemiliknya, seperti tembusnya anak panah yang di lepaskan dari busur dan talinya.
- Seorang hamba, selama dia masih mempunyai kelopak mata yang dia gunakan untuk memandang orang lain, maka dia berada pada posisi yang membahayakan.
- (Dia memandang hal-hal yang) menyenangkan matanya tapi membahayakan jiwanya, maka janganlah kamu sambut kesenangan yang akan membawa malapetaka.

Di Antara Bahaya Pandangan

Yaitu pandangan yang dilepaskan begitu saja itu dapat menimbulkan perasaan gundah, tidak tenang dan hati yang terasa dipanas-panasi. Seseorang bisa saja melihat sesuatu, yang sebenarnya dia tidak mampu untuk melihatnya secara keseluruhan, namun dia tidak sabar untuk melihatnya. Tentu, merupakan siksaan yang berat pada batin Anda bila ternyata Anda melihat sesuatu yang Anda tidak bisa sabar untuk tidak melihat walaupun sebagian dari sesuatu tersebut, namun Anda juga tidak mampu untuk melihatnya.

Seorang penyair berkata:

- Bila -suatu hari- engkau lepaskan pandangan matamu mencari (mangsa) untuk hatimu, niscaya apa-apa yang dipandangnya akan melelahkan (menyiksa) diri kamu sendiri.
- Engkau melihat sesuatu yang engkau tidak mampu untuk melihatnya secara keseluruhan dan engkau juga tidak bisa bersabar untuk tidak melihat (walau hanya) sebagian dari sesuatu itu.

Lebih jelasnya, bait syair di atas maksudnya: Engkau akan melihat sesuatu yang engkau tidak sabar untuk tidak melihatnya walaupun hanya sedikit, namun saat itu juga engkau tidak mampu untuk melihatnya sama sekali walaupun hanya sedikit.
Betapa banyak orang yang melepaskan pandangannya tanpa kendali akhirnya dia binasa dengan pandangan-pandangan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh seorang penyair:

Wahai orang yang memandang, tidaklah dia sampai tuntas menyelesaikan pandangannya, sehingga dia sendiri akan menjauh dan jatuh binasa karena pandangan-pandangannya sendiri.

Ada untaian bait lain yang mengatakan:

- (Mungkin) dia sudah bosan selamat, hingga dia biarkan pandangannya menyaksikan apa yang menurutnya indah.
- Begitulah; dia terus melanjutkan satu pandangan de- ngan pandangan yang lain, sehingga akhirnya dia menjauh dan jatuh binasa karena pandangan-pandangannya sendiri.

Suatu hal yang lebih mengherankan, yaitu bahwa pandangan yang dilakukan oleh seseorang itu merupakan anak panah yang tidak pernah mengena pada sasaran yang dipandang, sementara anak panah itu benar-benar mengena di hati orang yang memandang. Ada untaian bait syair yang mengatakan:

- Wahai orang yang dengan sungguh-sungguh melempar anak panah pandangannya; Engkaulah sebenarnya yang menjadi korban dari apa yang kamu lempar itu dan engkau tidak berhasil membidik orang yang engkau pandang.
- Dan orang selalu melepas pandangannya, dia akan kehilangan kesehatannya. (Oleh karena itu) kurunglah pandanganmu itu, jangan sampai dia mendatangkan musibah kepadamu.

Suatu hal yang lebih mengherankan lagi, yaitu bahwa satu pandangan (padahal yang dilarang) itu dapat melukai hati dan (dengan pandangan yang baru) berarti dia menoreh luka baru di atas luka lama; Namun ternyata derita yang ditimbulkan oleh luka-luka itu tak mencegahnya untuk kembali terus menerus melakukannya.

- Kau senantiasa mengikutkan satu pandangan dengan pandangan lainnya untuk menyaksikan (wanita) cantik dan (pria) tampan.
- Dan kau mengira bahwa itu dapat mengobati luka (syahwat)mu, padahal, dengan itu berarti kau menoreh luka di atas luka.
- Kau korbankan matamu dengan pandangan dan ta ngisan, sementara hatimu juga (menjerit seperti) disembelih habis-habisan.

Oleh karena itu dikatakan : "Sesungguhnya menahan pandangan hatimu itu lebih mudah daripada menahan langgengnya penyesalan".

Al-Khatharat (Pikiran Yang Melintas Di Benak)

Adapun "Al-Khatharat" (pikiran yang melintas di benak) maka urusannya lebih sulit. Di sinilah tempat dimulainya aktifitas, yang baik ataupun yang buruk. Dari sinilah lahirnya keinginan (untuk melakukan sesuatu) yang akhirnya berubah menjadi tekad yang bulat. Maka, barangsiapa yang mampu mengendalikan pikiran-pikiran yang melintas di benaknya, niscaya dia akan mampu mengendalikan diri dan menundukkan nafsunya. Namun, orang yang tidak bisa me- ngendalikan pikiran-pikirannya, maka hawa nafsunyalah yang berbalik menguasainya. Dan barangsiapa yang me- nganggap remeh pikiran-pikiran yang melintas di benaknya, maka tanpa dia inginkan, akan terseret pada kebinasaan.

Pikiran-pikiran itu akan terus melintas di benak dan di dalam hati seseorang, sehingga akhirnya dia akan menjadi angan-angan tanpa makna(palsu).

"Laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya" (An-Nur: 39).

Orang yang paling jelek cita-citanya dan paling hina, adalah orang yang merasa puas dengan angan-angan kosongnya. Dia pegang angan-angan itu untuk dirinya dan dia pun merasa bangga dan senang dengannya. Padahal, demi Allah, angan-angan itu adalah modal orang-orang yang pailit dan barang dagangan para pengangguran serta merupakan makanan pokok bagi jiwa yang kosong yang bisa merasa puas dengan gambaran-gambaran dalam khayalan, dan angan-angan palsu.

Seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:

-
mendapatkan Su'da, dapat menghilangkan dahaga. Dengan angan-angan itu Su'da telah berhasil memberikan pada kita air dingin di kala haus.
- Angan-angan, yang sekiranya dapat menjadi kenyataan, tentu menjadi kebahagiaan, dan kalaupun tidak, maka sesungguhnya kita hidup senang beberapa waktu dengan angan-angan itu.
Angan-angan adalah sesuatu yang sangat berbahaya bagi manusia. Dia lahir dari sikap ketidakmampuan sekaligus kemalasan, dan melahirkan sikap lalai yang selanjutnya penderitaan dan penyesalan. Orang yang hanya berangan-angan -disebabkan karena dia tidak berhasil mendapatkan realita yang diinginkannya- sebagai pelampiasannya, maka dia merubah gambaran realita yang dia inginkan ke dalam hatinya; dia akan mendekap dan memeluknya erat-erat.Selanjutnya dia akan merasa puas dengan gambaran-gambaran palsu yang dikhayalkan oleh pikirannya.

Padahal, itu semua, sedikitpun tidak akan membawa manfaat. Sama seperti orang yang sedang lapar dan haus, membayangkan gambaran makanan dan minuman namun dia tidak dapat memakan dan meminumnya.

Perasaan tenang dan puas dengan kondisi semacam ini dan berusaha untuk memperolehnya, jelas menunjukkan betapa jelek dan hinanya jiwa seseorang. Sebab, kemuliaan jiwa seseorang, kebersihan, kesucian dan ketinggiannya, tidak lain adalah dengan cara membuang jauh-jauh setiap pikiran yang jauh dari realita dan dia tidak rela bila hal-hal tersebut sampai melintas di benaknya serta dia juga tidak sudi hal itu terjadi pada dirinya.

Kemudian "khatharat" atau ide, pikiran yang melintas di benak itu, mempunyai banyak macam, namun pada pokoknya ada empat:
Pikiran yang orientasinya untuk mencari keuntungan-keuntungan dunia/materi.

  1. Pikiran yang orientasinya untuk mencegah kerugian dunia/materi.
  2. Pikiran yang orientasinya untuk mencari kemaslahatan akhirat.
  3. Pikiran yang orientasinya untuk mencegah kerugian akhirat.

Idealnya, seorang hamba hendaklah menjadikan pikiran-pikiran, ide-ide dan keinginannya hanya berkisar pada empat macam di atas. Bila kesemua bagian itu ada padanya, maka selagi mungkin dipadukan, hendaklah dia tidak mengabaikannya untuk yang lain. Kalau ternyata, pikiran-pikiran yang datang itu banyak dan bertumpang tindih, maka hendaklah dia mendahulukan yang lebih penting, yang dikhawatirkan akan kehilangan kesempatan untuk itu, kemudian mengakhirkan yang tidak terlalu penting dan tidak dikhawatirkan kehilangan kesempatan untuk itu.
Yang tersisa sekarang adalah dua bagian lagi, yaitu:

Pertama , yang penting dan tidak dikhawatirkan kehila- ngan kesempatan untuk melakukannya.
Kedua, yang tidak penting namun dikhawatirkan kehilangan kesempatan untuk melakukannya.
Dua bagian terakhir ini sama-sama mempunyai alasan untuk didahulukan. Di sinilah lahir sikap ragu-ragu dan bingung memilih. Bila dia dahulukan yang penting, dia khawatir akan kehilangan kesempatan untuk yang lain. Namun bila dia mendahulukan yang lain, dia akan kehilangan sesuatu yang penting. Begitulah, kadang-kadang seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang tidak mungkin dikumpulkan menjadi satu, yang mana salah satunya tidak dapat dicapai kecuali dengan mengorbankan yang lain.

Di sinilah, akal, nalar dan pengetahuan itu berperan. Di sini akan diketahui, siapa orang tinggi, siapa orang yang sukses dan siapa orang yang merugi. Kebanyakan orang yang mengagungkan akal dan pengetahuannya, akan Anda lihat dia mengorbankan sesuatu yang penting dan tidak khawatir kehilangan kesempatan untuk itu, demi melakukan sesuatu yang tidak penting yang tidak dikhawatirkan kehilangan kesempatan untuk melakukannya. Dan Anda tidak akan mendapatkan seorang pun yang selamat (dan terlepas) dari hal seperti itu. Hanya saja ada yang jarang dan ada pula yang sering menghadapinya.

Dan sebenarnya yang dapat dijadikan sebagai penentu pilihan dalam masalah ini adalah sebuah kaidah besar dan mendasar yang merupakan poros berputarnya aturan-aturan syari'at, dan juga pada kaidah inilah dikembalikan segala urusan. Kaidah itu adalah mendahulukan kemaslahatan yang lebih besar dan lebih tinggi dalam dua pilihan yang ada walaupun harus mengorbankan kemaslahatan yang lebih kecil- kemudian kaidah itu pula menyatakan bahwa kita memilih kemudharatan yang lebih ringan untuk mencegah terjadinya mudharat yang lebih besar.
Jadi, sebuah kemaslahatan akan dikorbankan dengan tujuan mendapatkan kemaslahatan yang lebih besar, begitu pula sebuah kemudharatan akan dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya kemudharatan yang lebih besar.
Pikiran-pikiran serta ide-ide orang yang berakal itu tidak akan keluar dari apa yang kita jelaskan di atas. Dan karena itu datang berbagai syari'at atau aturan. Kemaslahatan dunia dan akhirat selalu didasarkan pada hal-hal tersebut. Dan pi- kiran-pikiran serta ide-ide yang paling tinggi, paling mulia dan paling bermanfaat ialah yang orientasinya untuk Allah I dan kebahagiaan di alam akhirat nanti.

Kemudian, pikiran yang orientasinya adalah untuk Allah I ini bermacam-macam:

Pertama : Memikirkan ayat-ayat Allah yang telah diturunkan dan berusaha untuk memahami maksud Allah dari ayat-ayat tersebut; dan memang untuk itulah Allah menurunkannya; tidak hanya sekedar untuk dibaca saja, namun membaca itu hanya media saja.
Sebagian ulama Salaf mengatakan: "Allah menurunkan Al-Qur'an untuk diamalkan, maka jadikanlah bacaan Al-Qur'an itu sebagai amalan."

Kedua : Memikirkan dan memperhatikan ayat-ayat atau tanda-tanda kebesaranNya yang dapat dilihat langsung; dan menjadikannya sebagai bukti akan nama-nama Allah, sifat-sifat, hikmah, kebaikan dan kemurahanNya. Dan Allah sendiri telah mendorong hamba-hambaNya untuk merenungkan tanda-tanda kebesaranNya, memikirkan dan memahaminya; Allah menegur dan mencela orang yang melalaikannya.

Ketiga: Memikirkan nikmat, kebaikan dan berbagai karunia yang Dia limpahkan kepada seluruh makhlukNya, dan merenungkan keluasan rahmat, ampunan dan kasih sayangNya.
Tiga hal di atas akan dapat mendorong lahirnya -dari hati seorang hamba- ma'rifatullah (pengetahuan tentang Allah), kecintaan serta perasaan cemas dan harap kepada-Nya. Dan bila tiga hal tadi dilakukan dengan kontinyu, disertai dengan dzikir kepada Allah, maka hati seorang hamba akan tercelup secara sempurna dengan ma'rifah dan kecintaan kepadaNya.

Keempat : Memikirkan aib, cela dan kelemahan yang ada pada jiwa dan amal perbuatan. Hal ini akan memberikan manfaat yang sangat besar. Ini merupakan pintu segala kebaikan. Ini juga sangat berperan dalam mengalahkan hawa nafsu yang selalu memerintahkan kejelekan. Bila nafsu yang jahat itu dapat dikalahkan maka nafsu muthmainnah (jiwa yang tenang)lah yang akan hidup, bangkit dan menjadi penentu segala keputusan. Lalu hatipun menjadi hidup dan kebijakan ada pada kerajaannya didengar; dia perintah para karyawan dan bala tentaranya untuk melakukan hal yang membawa kemaslahatannya.

Kelima: Memikirkan kewajiban terhadap waktu sekaligus bagaimana cara menggunakannya, serta menumpahkan seluruh perhatian terhadap pemanfaatan waktu. Seorang yang arif, akan selalu memanfaatkan waktunya, karena dia yakin, bila waktunya disia-siakan begitu saja, berarti dia telah menyia-nyiakan seluruh kemaslahatan (yang seharusnya dia dapatkan. pent). Sebab, seluruh kemaslahatan itu, tidak lain bisa timbul dan didapatkan melainkan dari adanya waktu. Dan bila disia-siakan (dan waktu itu sudah lewat. pent) maka dia tidak akan bisa mengembalikannya lagi untuk selamanya.

Al-Imam Asy-Syafi'i t berkata: "Aku pernah berteman dengan orang-orang sufi dan aku tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari mereka kecuali dua kalimat saja:
Pertama: "Waktu itu bagaikan pedang, bila engkau tidak memotongnya, dialah yang akan menebasmu."
Kedua: "Dan nafsumu, bila engkau tidak menyibukkannya de- ngan kebenaran, maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebathilan."

Waktu yang dimiliki manusia, itulah umur dia yang sebenarnya. Waktu itulah yang menjadi modal untuk kehidupannya yang abadi dalam kenikmatan abadi(Surga), sekaligus juga modal untuk kehidupan yang sengsara dalam adzab yang pedih(Neraka). Waktu itu berlalu lebih cepat dari perjalanan gumpalan awan. Maka, barangsiapa yang berhasil menjadikan waktunya untuk Allah dan bersama Allah, itulah kehidupan dan umurnya yang hakiki. Dan waktu yang tidak dipersembahkan untuk Allah tidaklah dihitung sebagai bagian dari kehidupannya. Walaupun dia hidup tapi kehidupannya laksana kehidupan binatang ternak. Bila seseorang menghabiskan waktunya penuh dengan kelalaian, syahwat dan angan-angan kosong atau yang paling baik hanya digunakan untuk tidur dan pengangguran, maka bagi orang semacam ini "mati" itu lebih baik daripada dia hidup.

Bila seorang hamba yang sedang melakukan shalat- tidak akan mendapatkan nilai dari shalatnya selain pada bagian yang dia pahami dari shalatnya, maka umurnya yang sesungguhnya adalah waktu yang dia habiskan untuk Allah dan dengan Allah.

Pikiran-pikiran atau ide-ide yang tidak termasuk salah satu bagian yang disebut di atas tadi, dapat kita kategorikan sebagai was-was syaithaniyah(bisikan-bisikan setan), angan-angan kosong atau halusinasi bohong, persis seperti pikiran-pikiran orang yang kurang waras akalnya, baik karena mabuk atau fly dan lain sebagainya. Di mana ketika segala hakikat kenyataan itu tampak, kondisi mereka saat itu mengatakan:

- Bila kedudukanku, saat dikumpulkan bersama kalian, seperti apa yang telah aku temui sendiri (sekarang ini), maka sungguh aku telah menyia-nyiakan hari-hariku.
- Angan-angan itu telah menguasai jiwaku dalam jangka waktu yang lama, dan hari ini, aku menganggapnya hanya sebagai bunga mimpi.

Ketahuilah, sebenarnya pikiran-pikiran yang melintas itu tidaklah membahayakan, namun yang bahaya bila pikiran-pikiran itu sengaja didatangkan dan terjadi interaksi dengannya. Pikiran yang melintas itu laksana orang yang di suatu jalan, bila Anda tidak memanggilnya dan Anda biarkan dia, maka dia akan berlalu meninggalkan Anda. Namun bila Anda memanggilnya, Anda akan terpesona dengan percakapan, dusta dan tipuannya. Tindakan ini akan terasa begitu ringan bagi jiwa yang kosong penuh kebatilan, dan begitu berat dirasa oleh hati dan jiwa yang suci dan tenang.

Allah telah memasang dua macam nafsu pada diri manusia: Nafsu ammarah dan nafsu muthmainnah . Keduanya saling bertolak belakang. Segala sesuatu yang terasa ringan oleh yang satu, maka akan terasa berat oleh yang lain. Apa yang terasa nikmat oleh yang satu, maka akan terasa menyiksa oleh yang lain. Tak ada sesuatu yang lebih berat bagi nafsu ammarah melebihi perbuatan yang dilakukan karena Allah dan lebih mendahulukan keridhaanNya dari pada hawa nafsunya, padahal tidak ada amal yang lebih bermanfaat baginya dari amal tersebut. Begitu pula, tidak ada sesuatu yang lebih berat bagi nafsu muthmainnah dari perbuatan yang bukan untuk Allah dan mengikuti kemauan hawa nafsu. Padahal tidak ada amal yang lebih berbahaya baginya dari amal tersebut.

Dalam hal ini, malaikat itu berada di samping kanan hati manusia, sementara setan di samping kirinya. Dan pertarungan antara keduanya tidak akan pernah berhenti sampai ajal ditentukan (oleh Allah) di dunia ini. Seluruh bentuk kebatilan akan berpihak kepada setan dan nafsu ammarah. Sementara, semua macam kebenaran itu akan berpihak pada malaikat dan nafsu muthmainnah. Dalam peperangan itu, kalah dan menang datang silih berganti. Dan kemenangan itu ada bersama kesabaran. Maka barangsiapa yang benar-benar bersabar, berusaha keras dan bertakwa kepada Allah, niscaya baginya balasan yang baik, di dunia dan di akhirat nanti. Dan Allah pun telah menetapkan sebuah ketetapan yang tidak dapat dirubah selamanya; bahwa balasan baik itu adalah untuk ketakwaan, dan pahala itu adalah untuk mereka yang bertakwa.

Hati itu laksana papan yang kosong, dan pikiran-pikiran itu bagaikan tulisan yang diukir di atasnya. Maka, bagaimana bisa dikatakan pantas bagi seorang yang berakal bila papannya hanya berisi dusta, tipu daya, angan-angan kosong dan fatamorgana yang tidak ada realitanya? Hikmah, ilmu dan petunjuk macam apa yang diharapkan dari tulisan-tulisan itu? Apabila ia ingin melukiskan hikmah, ilmu dan petunjuk di papan hatinya, maka tak ubahnya seperti penulisan ilmu yang bermanfaat di sebuah tempat yang sudah penuh dengan tulisan lain yang tidak ada manfaatnya. Bila hati tidak kosong dari pikiran-pikiran kotor, maka pikiran-pikiran positif yang bermanfaat tidak akan dapat menetap di dalamnya, karena dia memang tidak dapat menempati kecuali tempat yang kosong. Seperti yang diungkapkan oleh seorang penyair:
Aku telah didatangi oleh hawa nafsu sebelum aku kenal dengan hawa nafsu itu sendiri, maka ia temukan hati yang kosong, oleh karena itu ia dapat menguasaiku.

Hal seperti ini banyak terjadi terhadap orang-orang tasawuf , mereka membangun kepribadian mereka dengan cara menjaga pikiran-pikiran yang melintas di dalam benak, mereka tidak memberikan kesempatan pada pikiran-pikiran tersebut untuk masuk ke dalam hati, sehingga hati itu dalam keadaan kosong dan dapat untuk melakukan kasyaf(menyingkap rahasia) dan menerima hakikat-hakikat yang bermakna tinggi di dalamnya.

Mereka itu menjaga diri mereka dari satu hal, tetapi mereka lalai dan kehilangan banyak hal yang lain. Sebab mereka kosongkan hati mereka dari lintasan-lintasan pikiran sehingga menjadi kosong, tidak ada apa-apa di dalamnya, tiba-tiba setan mendapatkannya dalam keadaan kosong, kemudian setan menanamkan di dalamnya kebatilan dan menggambarkannya sebagai sesuatu yang paling tinggi dan paling mulia, setan meletakkan hal itu sebagai ganti dari jenis pikiran-pikiran yang merupakan bahan dasar dari ilmu pengetahuan dan petunjuk.

Apabila hati itu sudah kosong dari berbagai macam pi- kiran, maka setan akan datang dengan menemukan tempat yang kosong untuknya. Setan akan berusaha untuk mengisinya dengan hal-hal sesuai dengan kondisi pemilik hati tersebut. Bila tidak berhasil mengisinya dengan pikiran-pikiran kotor, maka setan akan menyibukkannya dengan keinginan melepaskan diri dari keinginan-keinginan -yang sebenarnya- tidak ada kebaikan dan kesuksesan bagi seorang hamba kecuali bila keinginan-keinginan tersebut berhasil menguasai hatinya, yaitu mengosongkannya dari keinginan untuk mengikuti perintah Allah- yang memang dicintai dan diridhaiNya-, kemudian menyibukkan hati dan memperhatikan perintah-perintah tersebut secara rinci untuk kemudian melaksanakannya di masyarakat, lalu berusaha menyampaikan nya pada orang-orang dengan harapan mereka juga mau melaksanakannya. Dalam hal ini, setan akan berusaha menyesatkan orang yang mempunyai keinginan demikian dengan mengajak untuk meninggalkan keinginan baik tersebut dan melepaskannya, tidak usah memikirkan dunia dan masyarakat didalamnya.

Setan akan membisikkan kepada mereka bahwa kesempurnaan itu dapat mereka capai dengan cara melepaskan diri dan mengosongkan hati dari hal itu semua. Sungguh amat jauh ungkapan tersebut dari kebenaran. Karena, kesempurnaan itu hanya dapat diperoleh bila hati itu penuh terisi de- ngan keinginan dan pikiran yang baik serta usaha untuk merealisasikannya. Maka, manusia yang paling sempurna adalah mereka yang paling banyak memiliki pikiran dan keinginan untuk tunduk kepada perintah Allah, mencari keridhaanNya. Sebagaimana manusia yang paling hina adalah mereka yang paling banyak memiliki keinginan dan pikiran untuk memenuhi hawa nafsunya di mana saja dia berada. Wallahul musta'an (Allah-lah tempat mohon pertolongan).

Lihatlah, Umar bin Khaththab t, pikirannya penuh de- ngan keinginan dalam mencari keridhaan Allah. Barangkali dia dalam keadaan shalat, namun saat itu dia juga sedang mempersiapkan tentaranya (untuk jihad). Dengan demikian dia telah berhasil mengumpulkan antara jihad dan shalat, sehingga beberapa ibadah masuk berkumpul dalam satu ibadah.

Ini adalah satu hal yang mulia dan agung, tidak akan tahu tentang hal ini kecuali mereka yang mempunyai keinginan yang benar-benar kuat dan pandai mencari, luas ilmunya serta tinggi cita-citanya, di mana dia masuk dalam satu ibadah namun dia juga mendapatkan ibadah-ibadah yang lain. Itulah karunia Allah yang diberikan pada siapa yang dikehendakinya.

Al-Lafazhat (Kata-Kata Atau Ucapan)

Adapun tentang Al-Lafazhat (kata-kata atau ucapan), maka menjaga hal yang satu ini adalah dengan cara mencegah keluarnya kata-kata atau ucapan yang tidak bermanfaat dan tidak bernilai dari lidah. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan keuntungan dan tambahan menyangkut masalah keagamaannya. Bila ingin berbicara, hendaklah seseorang melihat dulu; apakah ada manfaat dan keuntungannya atau tidak? Bila tidak ada keuntungannya, dia tahan lidahnya untuk berbicara. Dan bila dimungkin kan ada keuntungannya, dia melihat lagi; apakah ada kata-kata yang lebih menguntungkan lagi dari kata-kata tersebut? Bila memang ada, dia tidak akan menyia-nyiakannya.

Kalau Anda ingin mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang maka lihatlah ucapan lidahnya. Ucapan itu akan menjelaskan kepada Anda apa yang ada dalam hati seseorang, dia suka ataupun tidak suka.

Yahya bin Mu'adz berkata: Hati itu bagaikan panci yang sedang menggodok apa yang ada di dalamnya, dan lidah itu bagaikan gayungnya. Maka perhatikanlah seseorang saat dia berbicara, sebab lidah orang itu sedang menciduk untukmu apa yang ada di dalam hatinya, manis atau asam, tawar atau asin dan sebagainya. Ia menjelaskan kepada Anda bagaimana "rasa" hatinya, adalah apa yang dia keluarkan dari lidahnya. Artinya, sebagaimana Anda bisa mengetahui rasa apa yang ada dalam panci itu dengan cara mencicipi dengan lidah, maka begitu pula Anda bisa mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang dari lidahnya, Anda dapat merasakan apa yang ada dalam hatinya dari lidahnya, sebagaimana Anda juga mencicipi apa yang ada di dalam panci itu dengan lidah anda.

Dalam hadits Anas radhiallaahu anhu yang marfu', disebutkan:

"Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga hatinya beristiqamah (lebih dahulu), dan tidak akan istiqamah hatinya sehingga lidahnya beristiqamah (lebih dahulu)."()

Nabi pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Neraka, beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan". At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih."()

Sahabat Mu'adz bin Jabal pernah bertanya kepada Nabi tentang amal apa yang dapat memasukkannya ke dalam Surga dan menjauhkannya dari api Neraka. Lalu Nabi memberitahukan tentang pokok, tiang dan puncak yang paling tinggi dari amal tersebut, setelah itu beliau bersabda:

"Bagaimana kalau aku beritahu pada kalian inti dari semua itu?" Dia berkata: "Ya, Wahai Rasulullah". Lalu Nabi r memegang lidah beliau sendiri kemudian berkata: "Jagalah olehmu yang satu ini." Maka Mu'adz berkata: "Adakah kita bisa disiksa disebabkan apa yang kita ucapkan?" Beliau menjawab: "Ibumu kehilangan engkau ya Mu'adz, tidakkah yang dapat menyungkurkan banyak manusia di atas wajah mereka (ke Neraka) kecuali hasil (ucapan) lidah-lidah mereka?" At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih."()

Dan yang paling mengherankan yaitu bahwa banyak orang yang merasa mudah dalam menjaga dirinya dari makanan yang haram, perbuatan aniaya, zina, mencuri, minum minuman keras serta melihat pada apa yang diharamkan dan lain sebagainya, namun merasa kesulitan dalam mengawasi gerak lidahnya, sampai-sampai orang yang dikenal punya pemahaman agama, dikenal dengan kezuhudan dan ibadahnyapun, juga masih berbicara dengan kalimat-kalimat yang dapat mengundang kemurkaan Allah I tanpa dia sadari bahwa, satu kata saja dari apa yang dia ucapkan dapat menjauhkannya (dari Allah dengan jarak) lebih jauh dari jarak antara timur dan barat. Dan betapa banyak Anda lihat orang yang mampu mencegah dirinya dari perbuatan kotor dan aniaya namun lidahnya tetap saja membicarakan aib orang-orang, baik yang sudah mati ataupun yang masih hidup, dan dia tidak sadar akan apa yang dia katakan.
Kalau Anda ingin mengetahui hal itu, lihatlah apa yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahih -nya dari hadits Jundub bin Abdillah, dia berkata: Nabi bersabda:

"Ada seorang pria yang mengatakan, 'Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si Fulan itu'. Maka Allah berfirman, 'Siapa orang yang bersumpah bahwa Aku tidak akan mengampuni si Fulan? Sungguh Aku telah mengampuninya dan menggugurkan amalmu'."()

Lihatlah, hamba yang satu ini; dia telah beribadah kepada Allah dalam waktu yang cukup lama/panjang, namun satu kalimat yang diucapkannya telah menyebabkan semua amalnya terhapus.

Dan di dalam hadits Abu Hurairah juga dikisahkan cerita seperti itu, kemudian Abu Hurairah berkomentar: "Dia telah mengucapkan satu kalimat yang dapat menghancurkan dunia dan akhiratnya."()

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah dari Nabi :

"Sesungguhnya seorang hamba itu terkadang mengucapkan satu kalimat yang termasuk dicintai oleh Allah, dia tidak terlalu perhatian dengan itu, namun ternyata Allah berkenan meninggikannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba itu terkadang mengucapkan satu kalimat yang termasuk dibenci Allah, dia tidak terlalu perhatian dengan itu, namun ternyata dengan kalimat itu dia masuk ke dalam Neraka Jahannam." Dalam riwayat Muslim: "Sesungguhnya seorang hamba itu mengucapkan satu kalimat yang tidak jelas apa yang dikandungnya, namun dia dapat menjatuhkannya ke dalam Neraka (yang jaraknya) lebih jauh dari jarak antara timur dan barat."()

Dan dalam riwayat At-Tirmidzi dari hadits Bilal bin Al-Harits Al-Muzani dari Nabi :

"Sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kalimat yang dicintai oleh Allah, dia tidak menyangka (pahalanya) sampai seperti apa yang dia dapatkan, namun ternyata dengan kalimat itu Allah memberikan kepadanya keridhaanNya sampai hari dia menjumpaiNya kelak. Dan sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kalimat dari yang dimurkai oleh Allah, dia tidak menyangka (dosanya) sampai seperti apa yang dia dapatkan, namun ternyata Allah memberikan kepadanya kemurkaanNya sampai hari dia menjumpaiNya kelak." Alqamah mengatakan: "Betapa banyak ucapan yang tidak jadi aku katakan disebabkan oleh Hadits Bilal bin Al-Harits ini."()

Dalam kitab Jami' At-Tirmidzi, juga dari hadits Anas, dia berkata: Ada seorang sahabat yang meninggal, lalu ada seorang laki-laki berkata, 'Berilah khabar gembira dengan Surga', maka Nabi bersabda:


"Dari mana kamu tahu? Barangkali dia pernah mengucapkan (kalimat) yang tidak ada guna baginya atau dia pelit untuk (memberikan) sesuatu yang tidak akan membuatnya kekurangan." At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan."

Dalam sebuah lafazh hadits disebutkan:


"Ada seorang anak yang meninggal syahid di perang Uhud, lalu ditemukan di perutnya sebuah batu yang diikat untuk menahan lapar. Kemudian, ibunya mengusap debu yang ada di wajahnya sambil mengatakan, 'Berbahagialah engkau hai anakku, engkau akan mendapatkan Surga'. Maka Nabi r bersabda, 'Dari mana kamu tahu ?, barangkali dulu dia pernah mengucapkan kata-kata yang tidak berguna baginya dan menahan apa yang tidak memberikan mudharat baginya'."()

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah dari Nabi :

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia mengatakan yang baik-baik atau diam saja." ()

Dalam lafazh Muslim disebutkan:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir -bila dia menyaksikan suatu perkara- maka hendaklah dia mengatakan yang baik-baik atau diam saja."()

At-Tirmidzi menyebutkan dengan sanad yang shahih dari Nabi , bahwa beliau bersabda:

"Termasuk (salah satu tanda) kebaikan Islam seseorang, yaitu (bila) dia meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya." ()

Dan dari Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi, dia berkata:


"Aku berkata, 'Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam ini suatu kalimat yang aku tidak akan menanyakannya pada seorang pun setelah engkau'. Nabi menjawab, 'Katakanlah, Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah engkau'. Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, apa yang paling engkau khawatirkan terhadapku?' Kemudian Nabi r memegang lidah beliau sendiri lalu mengatakan, 'Ini' (maksudnya : lidah, pent)." Hadits ini shahih.()

Dari Ummu Habibah isteri Nabi , dari Nabi , beliau bersabda:


"Semua ucapan anak Adam(manusia) itu akan berdampak negatif kepadanya, tidak akan berdampak positif kecuali; ucapan untuk amar ma'ruf (memerintahkan yang baik), atau nahyi munkar (mencegah perbuatan munkar), atau dzikir kepada Allah ."() At-Tirmidzi berkomentar: "Hadits ini derajatnya hasan."

Dalam hadits yang lain disebutkan:


"Bila seorang hamba berada di pagi hari, maka semua anggota tubuh memberikan peringatan kepada lidah dan berkata, 'Takutlah engkau kepada Allah, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Bila kamu istiqamah kami akan istiqamah, dan bila kamu melenceng kami pun ikut melenceng'."()

Para ulama salaf sebagian mereka ada yang memperhitungkan dirinya, walau hanya sekedar mengucapkan: "Hari ini panas dan hari ini dingin." Sebagian ulama juga ada yang tidur kemudian bermimpi dan dia ditanya tentang keadaannya, lalu dia menjawab: "Aku tertahan oleh satu ucapan yang aku katakan (yaitu : pent), Aku pernah mengatakan, 'Oh, betapa butuhnya orang-orang ini akan hujan'. Tiba-tiba ada yang berkata kepadaku, 'Dari mana kamu tahu itu? Akulah yang lebih tahu akan kemaslahatan hambaKu'."

Seorang sahabat ada yang berkata pada pembantunya: "Tolong ambilkan kain untuk kita bermain-main."lalu dia berkata: "Astaghfirullah, aku tidak pernah mengucapkan kata-kata kecuali aku pasti mengendalikan dan mengekangnya, terkecuali kata-kata yang tadi aku katakan, keluar dari lidahku tanpa kendali dan tanpa kekang ..."
Anggota tubuh manusia yang paling mudah digerakkan adalah lidah, tapi dia juga yang paling berbahaya pada manusia itu sendiri ...

Ada perbedaan pendapat antara ulama salaf dan khalaf dalam masalah; apakah semua yang diucapkan oleh manusia itu semua akan dicatat ataukah ucapan yang baik dan yang jelek saja? Di sini ada dua pendapat, namun yang lebih kuat adalah yang pertama.

Sebagian ulama salaf mengatakan: "Semua perkataan anak Adam itu akan berdampak negatif kepadanya dan tidak akan berdampak positif kecuali ucapan yang dari Allah dan ucapan yang membela-Nya."

Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah memegang lidahnya dan berkata: "Inilah yang memasukkan aku ke dalam berbagai masalah". Ucapan itu adalah tawanan Anda, bila dia sudah keluar dari mulut Anda berarti Andalah yang menjadi tawa- nannya. Allah I selalu memonitor lidah setiap kali berbicara:

"Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan kecuali ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaf: 18).

Bahaya Lidah

Pada lidah itu terdapat dua penyakit besar. Bila seseorang bisa selamat dari salah satu penyakit itu maka dia tidak bisa lepas dari penyakit yang satunya lagi, yaitu; penyakit berbicara dan penyakit diam. Dalam satu kondisi, bisa jadi salah satu dari keduanya akan mengakibatkan dosa yang lebih besar dari yang lain. Orang yang diam terhadap kebenaran adalah setan yang bisu, dia bermaksiat kepada Allah, serta bersikap riya' dan munafik bila dia tidak khawatir hal itu akan menimpa dirinya. Begitu pula orang yang berbicara dengan kebatilan, adalah setan yang berbicara, dia bermaksiat kepada Allah. Kebanyakan orang sering keliru ketika berbicara dan ketika mengambil sikap diam. Mereka itu selalu berada di antara dua posisi ini.

Adapun orang-orang yang ada di tengah-tengah -yaitu mereka yang berada pada jalan yang lurus- sikap mereka adalah menahan lidah mereka dari ucapan yang batil dan membiarkannya berbicara dalam hal-hal yang dapat membawa manfaat pada mereka di akhirat. Sehingga Anda tidak akan melihat mereka mengucapkan kata-kata yang sia-sia tanpa manfaat, apa lagi sampai mengucapkan kata-kata yang akan membahayakan mereka di akhirat nanti. Sesungguhnya ada seorang hamba yang akan datang pada hari kiamat dengan pahala kebaikan sebesar gunung, namun dia dapati lidahnya sendiri telah menghilangkan pahala tersebut. Dan ada pula yang datang dengan dosa-dosa sebesar gunung, namun dia dapati lidahnya telah menghilangkan itu semua dengan banyaknya dzikir kepada Allah dan apa yang berhubu ngan dengannya.

Al-Khathawat (Langkah Nyata Untuk Sebuah Perbuatan)

Adapun tentang Al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan), hal ini bisa dicegah dengan komitmen seorang hamba untuk tidak menggerakkan kakinya kecuali untuk perbuatan yang bisa diharapkan mendatangkan pahala-Nya, bila ternyata langkah kakinya itu tidak akan menambah pahala, maka mengurungkan langkah tersebut tentu lebih baik baginya. Dan sebenarnya bisa saja seseorang memperoleh pahala dari setiap perbuatan mubah yang dilakukannya dengan cara meniatkannya untuk Allah I, dengan demikian maka seluruh langkahnya akan bernilai ibadah.

Ketergelinciran pada perbuatan salah itu ada dua macam; tergelincir kaki dan tergelincir lidah. Oleh karenanya dua macam ketergelinciran ini digandengkan oleh Allah dalam firmanNya:

"Dan hamba-hamba Ar-Rahman, yaitu mereka yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Al-Furqan: 63).

Di sini Allah menjelaskan bahwa sifat mereka itu adalah istiqamah dalam ucapan-ucapan dan langkah-langkah mereka. Sebagaimana Allah juga menggandengkan antara Al-Lahadzat (pandangan) dan Al-Khatharat (lintasan pikiran) dalam firmanNya:

"Allah mengetahui khianat mata dan apa yang disembunyikan oleh hati." (Ghafir: 19).

Semua hal yang kami sebutkan di atas adalah sebagai pendahuluan bagi penjelasan akan diharamkannya zina dan kewajiban menjaga kemaluan, Rasulullah bersabda:


"Yang paling banyak memasukkan orang ke dalam Neraka ialah lidah dan kemaluan." ()

Dan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Nabi :


"Tidak dihalalkan darah seorang muslim kecuali dengan tiga hal; Orang yang sudah kawin lalu berzina, jiwa dengan jiwa (qishah karena membunuh orang) dan orang yang meninggalkan agamanya serta meninggalkan jama'ah." ()

Dalam hadits ini ada penggandengan antara zina dengan kufur dan membunuh jiwa, persis seperti yang terdapat dalam ayat pada surat Al-Furqan, juga seperti yang ada dalam hadits Ibnu Mas'ud.

Penggandengan Antara Zina, Kufur
Dan Membunuh Jiwa

Dalam hadits di atas Nabi menyebutkan hal yang paling banyak terjadi secara berurutan. Perbuatan zina itu lebih sering terjadi dibanding dengan pembunuhan, dan pembunuhan lebih sering terjadi dibanding dengan riddah (keluar dari Islam). Dan kerusakan yang ditimbulkan oleh zina sungguh bertolak belakang dengan kemaslahatan dalam kehidupan. Sebab, bila seorang wanita telah melakukan zina berarti ia telah membuat aib keluarga, suami dan kerabatnya serta mencoreng wajah mereka di hadapan orang-orang. Bila dia sampai hamil kemudian membunuh anaknya, berarti dia telah menggabungkan perbuatan zina dengan pembunuhan, dan jika setelah hamil ia tetap dengan suaminya, berarti dia telah memasukkan pada keluarga si suami dan keluarga si wanita sendiri orang lain yang bukan bagian dari keluarga. Dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan lain yang ditimbulkan oleh zina. Jika yang berzina itu adalah seorang pria, maka hal ini -selain hal yang di atas- juga akan menyebabkan simpang siurnya hubungan nasab, kemudian merusak kehormatan wanita yang terjaga dan menjadikannya hancur. Jadi, di belakang perbuatan keji ini (zina) terdapat kerusakan dunia dan agama sekaligus. Sungguh betapa banyak pelanggaran terhadap larangan-larangan (pelecehan terhadap kehormatan), penyia-nyiaan hak orang dan penganiayaan yang ada di balik perbuatan zina.

Di antara dampak yang ditimbulkan oleh zina adalah bahwa zina dapat mendatangkan kefakiran, memperpendek umur dan membuat wajah pelakunya suram serta mendatangkan kebencian orang.

Termasuk di antara dampaknya pula, bahwa zina itu dapat menghancurkan hati, membuatnya sakit kalau tidak sampai mematikannya, juga mendatangkan perasaan gundah gelisah dan takut, serta menjauhkan pelakunya dari malaikat dan mendekatkannya kepada setan. Tak ada bahaya -setelah bahaya perbuatan membunuh- yang lebih besar dari bahaya zina. Oleh karenanya, untuk menghukum pelaku perbuatan zina ini Allah mensyari'atkan hukuman bunuh (rajam) dengan cara yang mengerikan. Bila ada seseorang yang mendengar kabar bahwa isterinya dibunuh orang, tentu kabarnya lebih ringan dibanding dia mendengar bahwa isterinya berbuat zina.

Sa'ad bin Ubadah radhiallaahu anhu berkata: "Sekiranya aku melihat seorang pria berzina dengan isteriku, tentu aku akan memenggal lehernya dengan pedang tanpa pikir panjang lagi." Maka sampai perkataan ini kepada Rasulullah , lalu beliau bersabda:

"Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa'ad? Demi Allah, sungguh aku ini lebih cemburu dari dia, dan Allah lebih cemburu dari aku, dan oleh karena betapa agungnya kecemburuan Allah, maka Dia haramkan segala perbuatan keji, baik yang lahir maupun yang batin."(Muttafaq 'alaih).()

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, juga diriwayatkan dari Nabi :


"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan sesungguhnya seorang mukmin itu juga cemburu. Dan kecemburuan Allah itu akan timbul bila seorang hamba melakukan apa yang diharamkan kepadanya."()

Dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim, juga diriwayatkan dari Nabi :

"Tak ada seseorangpun yang lebih pencemburu dari Allah, oleh karena itu Allah mengharamkan perbuatan-perbuatan keji, yang lahir maupun yang batin. Tak ada seorangpun yang lebih senang menerima udzur (permohonan maaf) dari Allah, oleh karena itu Dia mengutus para rasul untuk memberikan kabar gembira dan peringatan. Tak ada seorangpun yang lebih senang dipuji melebihi Allah, oleh karena itu Dia memuji diriNya sendiri."()

Juga dalam kitab Ash-Shahihain , diriwayatkan khutbah Nabi di saat shalat gerhana matahari, beliau bersabda:

"Hai umat Muhammad, demi Allah, tak ada satupun yang lebih pencemburu dari Allah ketika ada seorang hambaNya yang laki-laki atau perempuan berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, sekiranya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seraya berkata: "Ya Allah, adakah aku sudah sampaikan."()

Disebutkannya perbuatan dosa besar ini secara khusus setelah shalat gerhana matahari mengandung isyarat rahasia yang menakjubkan; dan semaraknya fenomena zina ini merupakan tanda rusaknya alam ini, dan itu semua adalah salah satu tanda Kiamat; seperti yang disebutkan dalam Ash-Shahihain , dari Anas bin Malik bahwa dia berkata: Aku akan menceritakan pada kalian sebuah hadits yang tidak akan ada orang yang akan menceritakannya pada kalian setelah aku. Aku mendengar Rasulullah bersabda:

"Di antara tanda-tanda Kiamat yaitu bila ilmu (syar'i) menjadi sedikit(kurang), dan kebodohan menjadi tampak serta zina juga menyebar (di mana-mana). Pria jumlahnya sedikit dan kaum wanita jumlahnya banyak sehingga untuk lima puluh wanita (perbandingannya) satu orang pria."()

Salah satu sunnatullah yang diberlakukan pada makhlukNya, yaitu bahwa ketika zina mulai tampak di mana-mana, Allah akan murka dan kemurkaanNya sangat keras, maka secara pasti kemurkaan itu akan berdampak pada bumi ini dalam bentuk adzab dan musibah yang diturunkan.

Abdullah bin Mas'ud t berkata: "Tidaklah merajalela riba dan zina di sebuah daerah, melainkan Allah memaklumkan untuk dihancurkan."

Seorang pendeta Bani Israil pernah melihat anaknya sedang merayu seorang perempuan, lalu dia berkata: "Sebentar, wahai anakku!" Kemudian sang ayah itu pingsan di atas tempat tidurnya lalu meninggal, sementara isterinya jatuh dan dikatakan kepadanya: "Beginilah cara engkau marah untukku? Sungguh, orang sejenis kamu itu tidak mengandung kebaikan selamanya."

Pengkhususan Hukuman Zina
Dengan Tiga Hal

Allah mengkhususkan hukuman bagi perbuatan zina dibandingkan dengan hukuman-hukuman lainnya dengan tiga hal.

Pertama, hukuman zina adalah dibunuh (dirajam) dengan cara yang mengerikan. Dalam hukuman zina yang ringan saja, Allah menggabungkan antara hukuman terhadap fisik dengan cambuk dan hukuman terhadap hati/mentalnya dengan cara diasingkan dari negerinya selama satu tahun.

Kedua , Allah melarang hamba-hambaNya untuk merasa kasihan kepada para pelaku zina sehingga mencegah mereka untuk memberlakukan hukuman kepada para pezina itu. Sebab, Allah mensyari'at kan hukuman tersebut didasarkan pada kasih sayang dan rahmatNya pada mereka. Allah itu sangat sayang kepada kalian, namun kasih sayang tersebut tidaklah mencegah Allah untuk memerintahkan berlakunya hukuman ini. Oleh karenanya janganlah kasih sayang yg ada di hati kalian itu mencegah kalian untuk melaksanakan perintah Allah.

Hal ini -walaupun sebenarnya juga berlaku pada seluruh macam hukuman (hudud)yang disyari'atkan- namun disebutkan dalam hukuman zina suatu kekhususan, karena memang sangat penting untuk disebutkan di sini, sebab kebanyakan orang tidak mempunyai perasaan marah dan sikap kasar terhadap pezina seperti sikap mereka pada pencuri, atau orang yang menuduh berbuat zina atau pemabuk. Hati mereka cenderung lebih kasihan pada pezina ketimbang kepada para pelaku dosa lainnya. Dan realita membuktikan hal itu. Oleh karena itu Allah melarang mereka, jangan sampai rasa kasihan mereka itu membuat tidak diberlakukannya hukuman Allah .

Mengapa rasa kasihan pada mereka itu timbul? Penyebabnya yaitu karena perbuatan zina ini bisa terjadi pada orang golongan atas, menengah dan bawah. Kemudian, dalam jiwa manusia itu terdapat dorongan yang kuat untuk melakukannya (melampiaskan libido. pent) dan orang yang melakukannya juga berjumlah banyak. Dan yang paling ba- nyak menjadi penyebabnya ialah cinta; sementara hati manusia itu secara tabiat, punya perasaan kasihan pada orang yang sedang jatuh cinta, bahkan banyak di antara mereka yang siap memberikan bantuan pada mereka, walaupun sebenarnya bentuk dari percintaan itu termasuk yang diharamkan. Dan hal seperti ini sudah tidak dipungkiri lagi. Dan hal itu memang sudah diakui oleh orang-orang.

Selain itu juga, perbuatan dosa ini (zina) kebanyakan terjadi dengan adanya suka sama suka dari kedua belah pihak, bukan dengan pemaksaan, penganiayaan dan lainnya yang membuat jiwa orang-orang itu geram.

Dalam hal ini, syahwat banyak berpengaruh, sehingga timbullah perasaan kasihan yang mungkin akan menghambat ditegakkannya hukuman Allah I. Ini semua timbul dari iman yang lemah. Kesempurnaan iman itu dapat dicapai dengan adanya kekuatan yang dengan itu perintah Allah dapat ditegakkan, juga adanya rahmat (kasih sayang) terhadap orang yang dijatuhi hukuman tersebut, sehingga dia bisa sejalan dengan Allah dalam perintah dan rahmatNya.

Ketiga, Allah memerintahkan agar hukuman terhadap pelaku zina (baik itu cambuk ataupun rajam, pent) hendaknya dilakukan di hadapan khalayak orang-orang mukmin, bukan di tempat yang sepi sehingga tidak ada orang yang dapat menyaksikannya. Hal ini dilakukan agar hukuman tersebut lebih efektif untuk tujuan "zajr" (membuat jera pelaku dan membuat takut orang lain melakukannya). Hukuman bagi pezina yang "muhshan" (sudah berkeluarga) diambil dari hukuman Allah terhadap kaum Nabi Luth' u yang dilempar dengan batu. Yang demikian itu karena perbuatan zina dan liwath (homoseks yang dilakukan kaum Nabi Luth' u) adalah sama-sama perbuatan fahisyah (keji dan kotor). Keduanya dapat menimbulkan kerusakan yang bertentangan dengan hikmah Allah di dalam penciptaan perintahNya. Kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan oleh praktek liwath (homosex) itu sungguh sulit untuk dihitung. Orang yang menjadi korban perbuatan tersebut lebih pantas dan lebih baik untuk dibunuh saja; sebab dia itu mengalami kerusakan yang tidak bisa diharapkan untuk baik kembali selamanya. Semua kebaikannya sudah hilang. Bumi sudah menyerap habis rasa malu dari mukanya, sehingga dia tidak akan malu lagi kepada Allah, juga kepada makhlukNya. Hati dan jiwa orang tersebut sudah dipengaruhi oleh sperma pelaku liwath seperti berpengaruhnya racun dalam tubuh seseorang.

Ada perbedaan pendapat di antara sebagian orang; apakah orang yang menjadi pelaku liwath itu bisa masuk Surga atau tidak? Dalam hal ini ada dua pendapat. Aku mendengar Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah pernah mengungkapkan dua pendapat ini.

Mereka yang mengatakan tidak akan masuk Surga memberikan hujjah dengan beberapa hal:

Di antaranya, bahwa Nabi bersabda:

"Tidak akan masuk Surga anak seorang pezina."()

Bila nasib dan kondisi anak hasil zina sudah demikian, padahal dia tidak mempunyai dosa apa-apa, hanya saja dia dicurigai sebagai tempat berbagai kejelekan dan kekotoran, serta dia pantas untuk tidak mendatangkan kebaikan apa pun selamanya, disebabkan karena dia tercipta dari nuthfah (sperma) yang kotor; bila tubuh yang tumbuh menjadi besar dengan barang yang haram saja sangat pantas untuk masuk api Neraka, maka bagaimana lagi dengan tubuh yang memang tercipta dari sperma yang haram?

Mereka mengatakan: Orang yang menjadi pelaku liwath itu lebih jelek dari anak hasil zina, lebih hina dan lebih kotor pula. Dia itu memang pantas untuk tidak mendapat taufik kebaikan. Dia juga pantas dihalangi untuk mendapatkan taufik tersebut. Dan setiap kali dia melakukan amal yang baik, maka Allah akan menggandengkannya dengan amalan lain yang dapat merusaknya, sebagai hukuman baginya. Dan memang jarang kita dapati bahwa orang yang sudah seperti itu di masa kecilnya, kecuali dia akan lebih parah di masa tuanya. Dia tidak berhasil mendapatkan ilmu yang bermanfaat, amal yang shalih dan taubat yang nashuha.

Namun setelah diteliti, yang lebih pas untuk dikatakan dalam masalah ini, yaitu bahwa bila orang tersebut bertaubat dan kembali kepada Allah, kemudian mendapatkan karunia taubat yang nashuha serta amal yang shalih, lalu kondisinya di masa tua lebih baik dari kondisi di masa kecilnya, lalu merubah perbuatan-perbuatan jeleknya dengan berbagai macam kebaikan serta mencuci aibnya dengan beragam ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah, juga menjaga pandangan matanya, menjaga kemaluannya dari yang haram dan benar-benar jujur kepada Allah dalam mu'amalah-nya, maka orang yang semacam ini akan mendapat ampunan dan dia akan termasuk ahli Surga. Sebab, Allah Maha mengampuni seluruh dosa. Bila taubat itu -kita ketahui- dapat menghapus segala macam dosa, sampai dosa syirik kepada Allah, membantai para nabi dan para waliNya, atau sihir, kufur dan lain semacamnya, maka kita tidak boleh membatasi penghapusan terhadap dosa yang satu ini, padahal, dengan keadilan dan karunia Yang Maha Kuasa, hikmah Allah menetapkan bahwa:

"Orang yang bertaubat dari dosanya sama seperti orang yang tidak berdosa."()

Dan Allah sendiri telah memberikan jaminan bahwa barangsiapa yang bertaubat dari perbuatan syirik, pembunuhan jiwa dan zina, Allah akan mengganti perbuatan-perbuatan jeleknya dengan kebaikan-kebaikan, dan ini adalah ketentuan hukum yang umum mencakup setiap orang yang bertaubat dari berbagai macam dosa.

Allah berfirman:

"Katakanlah: Wahai hamba-hambaKu yang aniaya terhadap diri mereka, janganlah kalian putus asa akan rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni seluruh dosa, seungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Pengasih." (Az-Zumar: 53) Dan tidak akan keluar dari keumuman ayat ini satu macam dosa pun. Namun hal ini hanya khusus bagi mereka yang bertaubat.

Bila ternyata orang yang menjadi pelaku perbuatan liwath itu di masa tuanya lebih jelek dari masa kecilnya, tidak mendapatkan karunia taubat nashuha dan amal shalih, tidak segera mengganti ketaatan yang dia tinggalkan dan tidak pula mau menghidupkan apa yang sudah ia matikan, juga tidak mengubah perbuatan-perbuatan jeleknya dengan kebaikan, maka orang semacam ini sulit untuk mendapatkan husnul khatimah yang dapat memasukkannya ke dalam Surga di saat akan meninggal kelak. Hal itu sebagai hukuman baginya. Sungguh Allah memberikan hukuman atas perbuatan yang jelek dengan kejelekan lainnya, sehingga bertumpuklah hukuman perbuatan jelek yang akan diterimanya, sebagaimana Allah juga memberikan ganjaran bagi sebuah perbuatan baik dengan perbuatan baik lainnya.

Para Pelaku Maksiat Dikhawatirkan Akan Mati
Dalam Su'ul Khatimah

Bila Anda perhatikan kondisi kebanyakan orang saat sakaratul maut menjemput, Anda akan melihat bahwa mereka terhalangi untuk mendapatkan husnul khatimah, sebagai hukuman akibat perbuatan-perbuatan jelek mereka.

Al-Hafizh Abu Muhammad Abdul Haq bin Abdurrahman Asy-Syibli berkata(): "Ketahuilah bahwa su'ul khatimah itu -semoga Allah menjauhkan kita darinya- mempunyai penyebab-penyebab. Ada jalan-jalan dan pintu-pintu yang mengantarkan kepadanya. Penyebab, jalan dan pintu yang paling besar ialah larut dalam urusan keduniaan, tidak acuh dengan urusan akhirat dan berani melakukan maksiat kepada Allah. Bisa saja ada seseorang yang sudah terbiasa melakukan kesalahan atau maksiat tertentu, atau sudah terbiasa tidak acuh dan berani melakukan maksiat, sehingga menguasai hatinya, akalnya tertawan oleh kebiasaan tersebut, pelita hatinya padam dan terbentuklah hijab yang dapat menutupinya. Akibatnya, teguran tidak akan lagi berguna, nasihat tidak akan lagi bermanfaat dan bisa saja kematian datang menjemput saat dia dalam keadaan demikian. Lalu datanglah panggilan kebaikan dari sebuah tempat yang jauh, namun dia tidak dapat memahami maksudnya. Dia tidak tahu apa yang diinginkan oleh panggilan itu, sekalipun orang yang meneriakkan panggilan itu terus mengulangi dan mengulanginya lagi."

Diriwayatkan, bahwa ada seorang dari anak buah An-Nashir (salah seorang pemimpin di masa Abbasiyah) yang sedang didatangi oleh sakaratul maut, kemudian anaknya berkata: "Ucapkanlah, 'Laa Ilaaha Illallah !" Orang itu berucap: "An-Nashir adalah tuanku." Diulangilah permintaan itu kepadanya, namun jawaban orang itu tetap sama. Tiba-tiba orang itu tidak sadarkan diri dan setelah dia siuman, dia berucap lagi: "An-Nashir adalah tuanku." Begitulah terus menerus. Setiap kali dikatakan kepadanya ucapan "Laa Ilaaha Illallah" dia malah berucap: "An-Nashir adalah tuanku." Kemudian dia berkata pada anaknya: "Hai Fulan, sesungguhnya An-Nashir itu dapat mengenalmu hanya dengan pedang dan keberanianmu membunuh/ berperang", kemudian dia meninggal dunia.

Abdul Haq berkata: "Pernah dikatakan juga pada orang lain -yang saya mengenalnya-: "Ucapkanlah ' Laa Ilaaha Illallah', tiba-tiba dia malah berucap: "Tolong rumah yang di sana itu diperbaiki dan kebun yang di sana itu, tolong di kerjakan ..."

Abdul Haq juga berkata: "Diantara riwayat dari Abu Thahir As-Silafiy yang dia izinkan aku untuk meriwayatkannya, yaitu kisah bahwa ada seorang pria yang sedang sakaratul maut, kemudian dikatakan kepadanya: Ucapkanlah 'Laa Ilaaha Illallah'. Namun dia malah mengucapkan kata-kata dengan bahasa Persia yang artinya 'sepuluh dengan sebelas' (maksudnya, boleh berutang sepuluh tapi bayarnya sebelas, pent)."

Dan pernah pula dikatakan pd orang lain lagi:Ucapkanlah 'Laa Ilaaha Illallah'.Dia malah mengatakan "Mana jalan ke pemandian Manjab?" (nama pemandian).

Kata Abdul Haq: "Kata yang diucapkannya itu ada ceritanya. Suatu ketika ada seorang pria yang sedang berdiri di depan rumahnya. Rumah tersebut pintunya menyerupai pintu sebuah tempat pemandian, tiba-tiba lewat di situ seorang wanita cantik dan bertanya, 'Mana jalan ke pemandian Manjab? Dia menjawab (sambil menunjuk ke pintu rumahnya), 'Ini dia pemandian Manjab itu!' Maka, wanita itu pun masuk ke dalam rumahnya sampai ke belakang. Setelah dia sadar terjebak di rumah sang pria dan tahu bahwa dia sedang ditipu, dia pura-pura menampakkan rasa gembira dan suka citanya karena pertemuannya dengan pria itu. Kemudian wanita itu berkata, 'Sebaiknya (sebelum kita berkumpul), engkau harus mempersiapkan untuk kita apa-apa yang dapat membuat indah kehidupan kita sekaligus menyenangkan hati kita'. Dengan segera pria itu menjawab, 'Sekarang juga aku akan membawakan untukmu semua apa yang kamu inginkan dan kamu senangi'. Lalu dia pergi ke luar dan meninggalkan si wanita dalam rumah, namun tidak menguncinya. Kemudian dia pun mengambil apa yang dia bisa bawa lalu kembali ke rumahnya. Tapi sayang, si wanita itu telah keluar dan pergi. Sedikitpun wanita itu tidak mengambil apa-apa dari rumahnya. Pria itu akhirnya menjadi mabuk kepayang dan selalu ingat pada wanita tadi. Dia berjalan di lorong-lorong dan gang-gang sambil mengatakan:

"Ya Tuhanku, suatu hari, di kala sudah lelah dia bertanya, 'Mana jalan ke pemandian Manjab?'.

Suatu saat, di waktu dia mengucapkan bait syair tadi, ada seorang wanita -dari jendela pintu rumahnya- berkomentar:

"Mengapa -di saat sudah mendapatkannya- tidak dengan segera engkau menutup rumah itu atau mengunci pintunya?"

Mendengar itu, mabuk kepayangnya tambah menjadi-jadi. Begitulah terus kondisinya sehingga bait syair itu menjadi kata-kata terakhirnya saat meninggal dunia."

Suatu malam, Sufyan Ats-Tsauri menangis sampai pagi. Di pagi itu, ada yang bertanya kepadanya: "Adakah semua yang kau lakukan ini karena takut akan dosa?" Lalu Sufyan mengambil segenggam tanah seraya berkata: "Dosa itu lebih ringan dari batu ini, aku menangis karena takut akan su'ul khatimah."

Sungguh, ini adalah pemahaman yang sangat baik, bila seseorang itu khawatir bahwa dosa-dosanya akan membuatnya terhina di kala meninggal dunia nanti, sehingga dia terhalang untuk memperoleh husnul khatimah .

Al-Imam Ahmad pernah menyebutkan bahwa Abu Darda' di saat sakaratul maut datang, dia pingsan tak sadarkan diri, kemudian dia siuman dan membaca:

"Dan (begitulah) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An'am: 110).

Dan oleh karena itu, para ulama salaf khawatir kalau dosa-dosa itu dapat menghalangi mereka untuk memperoleh husnul khatimah.

Abdul Haq juga berkata:

"Ketahuilah bahwa su'ul khatimah itu -semoga kita dilindungi oleh Allah darinya- tidak akan terjadi pada orang yang secara lahir dia istiqamah dan secara batin dia shalih. Su'ul khatimah akan terjadi pada orang yang dasarnya sudah rusak atau senantiasa melakukan dosa besar dan mengerjakan kemaksiatan. Barangkali hal itu menjadi kebiasaannya, sehingga kematian datang menjemputnya sebelum sempat bertaubat, akhirnya dia meninggal sebelum memperbaiki dirinya, urat nadinya dicabut sebelum dia kembali pada Allah, sehingga saat itu setan berhasil merenggut dan menyambarnya di saat yang genting tersebut. Na'udzu billah !"

Diriwayatkan bahwa -di Mesir- dulu ada seseorang yang selalu pergi ke mesjid untuk adzan dan melakukan shalat. Wajahnya berwibawa dan penuh cahaya ibadah. Suatu hari dia naik ke menara -seperti biasanya untuk adzan-. Di bawah menara itu ada rumah seorang Nashrani, dia melongok ke dalam rumah tersebut, dan melihat anak perempuan pemilik rumah itu akhirnya dia tergoda dengannya, lalu dia tinggalkan adzan saat itu, turun menemuinya, dan masuk ke dalam rumahnya. Anak perempuan itu bertanya: "Ada apa, apa yang kamu inginkan?" Dia menjawab: "Aku menginginkan kamu." Dia bertanya lagi: "Mengapa demikian?" Dia menjawab: "Sungguh, engkau telah menawan jiwaku dan menguasai seluruh relung hatiku." Perempuan itu berkata: "Aku tidak akan pernah memenuhi keinginanmu selamanya." Pria tadi menjawab: "Aku akan mengawinimu lebih dahulu." Perempuan itu berkata: "Engkau seorang muslim dan aku nashrani. Ayahku tidak akan mengawinkan aku denganmu. Lelaki itu berkata: "Aku akan masuk agama Nashrani!" Maka wanita itu berkata: "Jika kamu lakukan itu, maka aku mau!" Akhirnya lelaki itu resmi masuk Nashrani agar dapat kawin dengannya. Dia pun tinggal bersama mereka. Dan pada hari itu, dia naik ke loteng yang ada di rumah tersebut, kemudian dia jatuh dan langsung mati. Kasihan, dia tidak berhasil mendapatkan perempuan tersebut dan dia kehilangan agamanya."

Diriwayatkan pula, ada seorang laki-laki yang senang kepada seseorang. Kesenangan dan kecintaannya sangat kuat, sehingga mampu menguasai hatinya. Bahkan, dia sampai jatuh sakit dan harus tidur beristirahat karenanya. Sementara orang yang dicintai itu tidak mau menemuinya. Dia benar-benar tidak suka dan menjauh darinya. Sementara itu, orang-orang terus berusaha mempertemukan keduanya, sehingga, dia pun berjanji untuk menemuinya. Orang-orang datang membawa kabar tersebut, dia pun gembira dan sangat bersuka cita. Kesempitan di dadanya pun terasa hilang. Jadilah dia menunggu pada waktu yang sudah ditentukan untuknya. Di saat itu, tiba-tiba datang orang yang akan mempertemukan keduanya, lalu menyampaikan: "Dia sudah berangkat bersamaku sampai di tengah perjalanan, namun dia kembali lagi. Aku terus mendorong dan merayunya, tapi dia berkata, 'Orang itu ingat dan menyebut-nyebut aku dan dia pun gembira dengan kedatanganku. Namun aku tidak akan masuk ke tempat yang meragukan. Aku tidak akan mempersembahkan diriku untuk tempat-tempat yang mencurigakan.' Aku terus membujuknya, namun dia tidak mau dan terus pergi." Mendengar hal itu, orang yang sakit tadi langsung menjatuhkan diri dan kembali sakit dengan kondisi yang lebih parah lagi dari sebelumnya. Tanda-tanda kematian sudah tampak di wajahnya, saat itu dia mengatakan:

Wahai Salm, wahai penenang hati yang sakit. Wahai obat bagi tubuh yang kurus.
- Keridhaanmu lebih diharapkan oleh hatiku ketimbang rahmat Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Mulia.

Maka (Abdul Haq Al-Asyibly) berkata kepadanya: "Wahai Fulan, takutlah engkau kepada Allah!!" Dia menjawab: "Semuanya sudah terjadi." Akhirnya aku meninggalkannya. Dan tidak sampai aku melewati pintu rumahnya, hingga aku mendengar dengan nyaring suara kematian. Kita berlindung kepada Allah dari su'ul khatimah.