Minggu, 24 Februari 2008

bahaya radiasi handphone


Pernahkan anda mendengar berita bahwa handphone dapat menyebabkan kanker otak?

Meskipun hal di atas belum terbukti kebenarannya, tapi memang benar bahwa handphone memancarkan radiasi yang besar. Badan FCC Amerika telah menguji tingkat radiasi yang dipancarkan beberapa handphone. Kekuatan radiasi handphone yang diterima otak atau yang dinamakan SAR (Specific Absorption Rate) diukur dalam satuan watt/kg. FCC menetapkan bahwa semua handphone yang memancarkan radiasi diatas 1.6 watt/kg dilarang untuk diproduksi (dilarang masuk di Amerika). Sebenarnya semua handphone yang beredar masih bisa dikategorikan “aman” karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1.6 watt/kg. Meskipun demikian ada beberapa orang yang merasa agak pusing atau telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yang dikategorikan “aman” tersebut. Jadi yang “betul-betul aman” (bukan sekedar “aman” saja) adalah yang tingkat radiasinya dibawah 1 watt/kg.

Radiasi Handphone di Indonesia

Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Tapi khusus bagi masyarakat Indonesia, tingkat radiasi handphone bukanlah masalah yang patut dikawatirkan meskipun itu dapat menyebabkan kanker otak. Mengapa?

Sebagaimana kita tahu radiasi handphone baru akan memiliki efek bahaya bila terpancar dalam waktu yang lama dan sering. Atau dengan kata lain, baru membahayakan bila anda sering menelpon menggunakan handphone dengan waktu pembicaraan yang lama. Jujur saja, hal seperti itu sangatlah jarang dilakukan sebagian besar pengguna handphone di Indonesia yang notabene pelit pulsa. Jangankan menelpon selama 15 menit, bahkan menelpon saja tidak mau, tapi malah lebih menyukai memancing supaya ditelpon balik.

Kalau begini caranya, walaupun menggunakan handphone yang beradiasi tinggi sekalipun tentunya tidak akan berdampak apa-apa bagi orang-orang yang pelit pulsa. Atau dengan kata lain, orang yang takut terkena kanker (kantong kering) pasti terhindar dari kanker otak

Untuk lebih jelasnya lihat pengaruh posisi antena terhadap resiko kanker otak:

Handphone dengan external antena (Radiasi antena mengarah ke otak). Pada handphone jenis ini posisi antena persis disamping otak, sehingga resiko kanker otak paling besar.

Handphone dengan design clam-shell (lipat) (Radiasi antena mengarah ke rahang). Karena bentuknya lipatan, maka pada handphone jenis ini posisi antena berada disamping rahang. Dengan posisi antena jauh dari otak, maka resiko kanker otak pada handphone semacam ini paling kecil.

Handphone dengan internal antena (Radiasi antena mengarah ke telinga) Pada handphone tersebut posisi antena di samping telinga, sehingga resiko kanker otak tidak terlalu besar. Namun efek sampingnya yaitu menyebabkan telinga cepat panas.

Handphone dan kesuburan pria

Kalau anda jenis orang yang suka menyimpan handphone di saku celana, atau dimasukkan dalam sarung kecil kemudian digantung di pinggang, maka jumlah sperma anda bisa berkurang hingga 30 persen.

“Radiasi yang dipancarkan ponsel berpengaruh negatif terhadap produksi sperma, dan kesuburan pria,” kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Szeged, Hungaria, yang akan melaporkan hasil penelitiannya dalam konferensi The European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) di Berlin, Jerman. Dalam penelitiannya, timnya menganalisa sperma 221 pria, dan mengamati perilaku mereka dalam menggunakan ponsel. Para ilmuwan ini menemukan adanya korelasi positif antara penggunaan ponsel — bahkan jika hanya di set dalam posisi standby– dengan berkurangnya kualitas dan kuantitas sperma.

Handphone dan tumor telinga (acoustic neuroma)

Setelah 10 tahun memakai handphone risiko Anda menderita tumor telinga meningkat empat kali lipat. Para ilmuwan yakin, penggunaan handphone minimal selama 10 tahun meningkatkan risiko kita menderita tumor telinga.

Berdasarkan riset yang dilakukan Institute Karolinska, Swedia, terhadap 750 orang, ditemukan risiko menderita acoustic neuroma meningkat 3,9 kali lipat pada sisi kepala dimana Handphone sering ditempelkan. Sedangkan pada sisi kepala yang tidak pernah atau jarang ditempeli handphone, tidak ditemukan risiko apapun.

“Riset kami jelas menunjukkan risiko itu hanya terjadi pada sisi kepala dimana telepon genggam sering ditempelkan,” kata Prof. Anders Ahlbom dari Karolinska Institute yang berbasis di Stockholm itu.

Acoustic neuroma adalah tumor lunak/jinak yang terdapat pada syaraf pendengaran, yang bisa mengakibatkan kerusakan otak dan syaraf. Penyakit ini rata-rata diderita 1 diantara 100.000 penduduk di sebuah negara. Bagi mereka yang menggunakan handphone kurang dari 10 tahun sama sekali tak ditemukan risiko menderita tumor tersebut. Diantara 750 orang yang terlibat dalam riset ini, 150 orang diantaranya menderita acoustic neuroma. Satu dari 11 penderitanya sudah menggunakan handphone setidaknya selama 10 tahun.

Prof. Ahlbom sendiri kepada BBC online mengaku “terkejut” dengan hasil temuan timnya.”Hasil riset tersebut menunjukkan keterkaitan yang kuat antara penggunaan handphone dan tumor telinga. Kami berharap rekan-rekan ilmuwan lain menindaklanjuti riset ini secara serius.”

“Kami tidak tahu apa penyebabnya dan bagaimana itu bisa terjadi, tetapi risikonya semakin meningkat dari waktu ke waktu,” tandasnya. Namun, Prof Ahlbom tidak akan bertindak terlalu jauh dengan memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan handphone. Hanya saja, ia punya sedikit saran, “Satu-satunya cara paling mudah menghindari risiko ini adalah dengan menggunakan peralatan hands-free.” (dari beberapa sumber)

0 Responses to “Serba-Serbi Handphone”

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda