Senin, 14 April 2008

Mengapa Wanita Mudah Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada

ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita".

"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan

memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu

menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang

sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan

ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya,

mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya

kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku

membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan

seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman

dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari

rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah

saat

semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih,

walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk

mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali

anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan

memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan

inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya

melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang

rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk

memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak

pernah melukai istrinya. Walau

seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang

diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan

saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya.

Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun

ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun

sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda